Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Sabtu (7/7/) mengatakan mereka menyesali pembahasan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo dan menuduh Washington secara sepihak mencoba memaksa Pyongyang melucuti program senjata nuklirnya.
Sebuah pernyataan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut yang tidak disebut namanya, diterbitkan beberapa jam setelah Pompeo mengakhiri pembicaraan dua hari dengan pejabat senior Pyongyang, Kim Yong Chol, dan pejabat Korea Utara lainnya.
Pernyataan itu mengatakan, hasil perundingan itu “sangat memprihatinkan” karena berusaha memulai “sebuah tahap berbahaya yang bisa meluluhkan kemauan kami untuk mengupayakan denuklirisasi.”
Kantor berita resmi Korea Utara KCNA menggambarkan pembicaraan itu sangat merisaukan. KCNA mengutip seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri yang tidak disebut namanya sebagai mengatakan, “cara tercepat” untuk mencapai semenanjung Korea yang bebas nuklir adalah lewat sebuah pendekatan bertahap dan bilateral.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengungkapkan pandangan positif sesudah perundingan. Katanya, kedua belah pihak melakukan pembicaraan berjam-jam yang produktif, dan tercapai kemajuan dihampir semua isu-isu penting.
Diplomat tertinggi Amerika itu mengatakan, sebagian besar pembicaraan berkisar pada jadwal denuklirisasi Korea Utara, dan deklarasi mendasar tentang senjata pemusnah massal yang dimilikinya. Pompeo tidak memberi rincian, tetapi katanya, “Kami menghabiskan banyak waktu tentang masing-masing hal itu, dan saya rasa kami membuat kemajuan dalam setiap unsur dari pembahasan kami.”
Pompeo yang kini berada di Tokyo, mengatakan sebuah pertemuan lain telah dijadwalkan minggu depan, namun tanggalnya belum pasti, untuk pembahasan antara pejabat-pejabat yang bertanggung jawab atas repatriasi jenazah tentara Amerika yang tewas dalam Perang Korea.
Mike Pompeo tidak bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Juru bicara Deplu Heather Nauert mengatakan, dari semula tidak ada rencana untuk bertemu dengan Kim. [jm/vm]