Tautan-tautan Akses

Korut Simulasikan Serangan Nuklir dengan Drone dan Rudal


Seorang pria menonton televisi di sebuah stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, yang menyiarkan laporan berita tentang Korea Utara yang menembakkan rudal balistik di atas Jepang, 4 Oktober 2022. (REUTERS/Kim Hong-Ji)
Seorang pria menonton televisi di sebuah stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, yang menyiarkan laporan berita tentang Korea Utara yang menembakkan rudal balistik di atas Jepang, 4 Oktober 2022. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Korea Utara mengatakan pada hari Jumat (24/3) peluncuran rudal jelajah pekan ini adalah bagian dari simulasi serangan nuklir yang juga melibatkan peledakan oleh drone bawah air.

Korea Utara telah meningkatkan demonstrasi senjatanya sebagai tanggapan terhadap latihan militer antara Amerika Serikat dan sekutunya, Korea Selatan, yang bertujuan untuk melawan ancaman nuklir Korea Utara yang berkembang.

Kedua negara itu menyelesaikan latihan 11 hari mereka yang mencakup latihan lapangan terbesar mereka dalam beberapa tahun pada hari Kamis. Akan tetapi Korea Utara diperkirakan akan melanjutkan uji senjatanya karena Amerika Serikat dilaporkan berencana untuk mengirim kapal induk dalam beberapa hari mendatang untuk satu putaran latihan bersama dengan Korea Selatan.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyaksikan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 dari Bandara Internasional Pyongyang. (Foto: via AFP)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyaksikan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 dari Bandara Internasional Pyongyang. (Foto: via AFP)

Kantor Berita Pemerintah Korea Utara, KCNA, mengatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi latihan tiga hari itu yang mensimulasikan serangan balik nuklir terhadap aset dan pelabuhan angkatan laut musuh yang melibatkan peledakan hulu ledak nuklir tiruan. KCNA mengatakan latihan itu bertujuan untuk memperingatkan Amerika Serikat dan Korea Selatan tentang "krisis nuklir" yang sedang terjadi saat mereka melanjutkan "latihan perang yang disengaja, gigih dan provokatif," yang digambarkan Korea Utara sebagai latihan invasi.

KCNA mengatakan latihan tersebut memverifikasi keandalan operasional drone untuk serangan nuklir bawah laut yang telah dikembangkan Korut sejak 2012. Kantor berita itu mengatakan, drone itu dikerahkan di lepas pantai timur Korea Utara pada Selasa, melakukan perjalanan di bawah air selama hampir 60 jam dan meledakkan hulu ledaknya pada sasaran di pelabuhan musuh.

Korea Utara diyakini memiliki puluhan hulu ledak nuklir dan mungkin mampu menyesuaikannya dengan sistem senjata yang lebih tua, seperti rudal Scud atau Rodong. Namun, ada penilaian berbeda tentang seberapa jauh kemajuan mereka dalam merekayasa hulu ledak tersebut agar sesuai dengan senjata baru yang telah dikembangkannya dengan cepat, yang mungkin memerlukan peningkatan teknologi lebih lanjut dan uji coba nuklir.

Berbicara di hadapan parlemen pada hari Kamis, Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-Sup mengatakan bahwa Korea Utara mungkin belum menguasai teknologi untuk mempersenjatai senjata paling canggihnya, meskipun mengakui bahwa negara tersebut membuat “kemajuan yang signifikan.” [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG