Tautan-tautan Akses

KPAI: 1 dari 4 Siswa Ingin Divaksin Agar Bisa Belajar Tatap Muka


Vaksinasi anak sekolah di Jakarta, 25 Agustus 2021. (AP Photo/Achmad Ibrahim).
Vaksinasi anak sekolah di Jakarta, 25 Agustus 2021. (AP Photo/Achmad Ibrahim).

Hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan 24,3 persen atau sekitar 1 dari 4 pelajar ingin mendapatkan vaksin COVID -19 agar dapat mengikuti pembelajaran tatap muka.

Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan hasil survei lembaganya menunjukkan 88,2 persen pelajar yang disurvei mengaku bersedia divaksin COVID-19. Survei itu juga menunjukkan, mereka yang ragu-ragu menjalani vaksinasi sebanyak 8,5 persen, sementara yang menolak 3,3 persen.

Survei ini dilakukan pada 3-9 Agustus 2021 dengan melibatkan 86.286 peserta didik di 34 provinsi. Peserta didik yang disurvei beragam mulai dari SD, SMP, hingga Sekolah Luar Biasa.

Namun, kata Retno, dari peserta didik yang bersedia divaksin, baru 35,9 persen yang sudah mendapat vaksin sementara 64,1 persen lainnya belum mendapat vaksin. "Vaksinasi paling banyak ada di Jakarta. Sementara wilayah lain tidak terlalu tinggi seperti Jakarta," jelas Retno kepada VOA, Jumat (20/8/2021).

Retno menambahkan lebih dari separuh siswa yang belum mendapat vaksin karena belum mendapat kesempatan. Menurutnya, hal tersebut menggambarkan vaksinasi terhadap anak belum merata di berbagai daerah.

Seorang santri Pesantren Lirboyo sedang disuntik vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca, di Kediri, Jawa Timur, 23 Maret 2021. (Foto: Prasetia Fauzani/Antara Foto via Reuters)
Seorang santri Pesantren Lirboyo sedang disuntik vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca, di Kediri, Jawa Timur, 23 Maret 2021. (Foto: Prasetia Fauzani/Antara Foto via Reuters)

Kata Retno, alasan anak bersedia divaksin juga beragam. Sekitar 47,3 persen mengaku karena i ingin memiliki kekebalan terhadap virus corona,sementara 24,3 persen karena ingin dapat mengikuti pembelajaran tatap muka. "Jadi kalau siap membuka sekolah tapi belum divaksin, anak-anak masih tetap berisiko," tambahnya.

Anak-anak yang tidak bersedia divaksin sebagian besar beralasan karena khawatir dengan efek samping vaksin. Mereka merasa tidak perlu vaksin sepanjang menjalankan protokol kesehatan, dan tidak memiliki penyakit bawaan.

Berdasarkan data ini, Retno mendorong pemerintah untuk melakukan percepatan dan pemerataan vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia. Apalagi, pemerintah pada Rabu (12/8) lalu mengumumkan sekolah yang berada di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 hingga Level 3 diperbolehkan untuk menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Selain itu ada juga rujukan lain yakni Surat Kebijakan Bersama (SKB) empat menteri yang diterbitkan pada 30 Maret lalu yang masih berlaku saat ini. Dalam surat tersebut disebutkan jika guru dan tenaga kependidikan lain sudah mendapatkan vaksin COVID-19 maka wajib memberikan tatap muka terbatas.

Jokowi Persilakan Belajar Tatap Muka Jika Sudah Divaksin

Presiden Joko Widodo mempersilakan sekolah untuk menggelar pembelajaran tatap muka jika para siswanya sudah mendapat vaksin. Hal itu disampaikan Jokowi saat meninjau langsung vaksinasi COVID-19 untuk pelajar di Kabupaten Madiun, Kamis (19/08/2021). Dalam kegiatan ini, Jokowi juga melakukan konferensi video peserta vaksinasi di sembilan provinsi lainnya.​

Presiden Jokowi saat berdialog pada peninjauan vaksinasi COVID-19 untuk pelajar, di SMPN 3 Mejayan, Kabupaten Madiun, Kamis (19/08/2021), didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Kepala BIN Budi Gunawan. (Foto: BPMI Sekretariat Presiden/Laily Rache
Presiden Jokowi saat berdialog pada peninjauan vaksinasi COVID-19 untuk pelajar, di SMPN 3 Mejayan, Kabupaten Madiun, Kamis (19/08/2021), didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Kepala BIN Budi Gunawan. (Foto: BPMI Sekretariat Presiden/Laily Rache

"Kalau semua pelajar di seluruh Tanah Air sudah divaksin, silakan dilakukan langsung belajar tatap muka. Karena sudah ada SKB," jelas Jokowi secara daring, Kamis (19/08/2021).

Jokowi meminta penyelenggara vaksinasi segera menghabiskan stok vaksin yang ada agar segera kekebalan komunitas segera tercapai. Namun, ia tetap mengingatkan pelajar untuk terus mematuhi protokol kesehatan saat sekolah membuka kegiatan belajar tatap muka mengingat virus corona terus bermutasi. [sm/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG