Kremlin, Selasa (30/3), menyalahkan Kiev karena gagal menerapkan perjanjian perdamaian di Ukraina timur dan mengatakan kemajuan untuk menyelesaikan konflik dengan separatis mundur sementara pertempuran meningkat.
Tentara Kiev telah berperang dengan separatis yang didukung Rusia di bagian timur negara itu sejak 2014 ketika Rusia mencaplok semenanjung Krimea menyusul pemberontakan berdarah yang menggulingkan presiden Ukraina yang bersahabat dengan Kremlin, Viktor Yanukovych.
Perancis, Jerman, Ukraina, dan Rusia bersama-sama membentuk format negara-negara Normandia yang berusaha menyelesaikan konflik dan pada 2015 menyetujui kesepakatan Minsk untuk meredakan ketegangan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Juli lalu mengawasi dimulainya gencatan senjata dengan separatis yang relatif tenang sampai pertempuran meningkat awal tahun ini. Setidaknya 16 tentara Ukraina tewas sejak pertempuran meningkat pada pertengahan Februari. Kiev menuduh Moskow dan separatis menggunakan perangkat keras militer yang dilarang.
Pertempuran itu telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa sejak 2014, menurut PBB.
Rusia membantah mengirim pasukan dan senjata untuk mendukung separatis.[ka/ab]