Pemerintah Kuba mengatakan akan memungkinkan warga negaranya menggunakan sepuluh mata uang asing untuk membeli produk-produk seperti televisi dan pendingin udara.
Langkah ini tampaknya merupakan upaya untuk berkompetisi dengan pasar barang-barang impor di pasar informal yang bernilai multimiliar dolar.
Negara komunis itu memiliki monopoli atas sebagian besar bentuk penjualan ritel dan grosir barang-barang impor dan ekspor. Satu-satunya penjual resmi peralatan rumah tangga seperti kulkas dan AC adalah toko-toko milik pemerintah yang mengenakan tambahan sekitar 200 persen rata-rata harga global untuk produk buatan China yang berkualitas rendah namun sering kehabisan stok.
Hal ini memicu munculnya pasar gelap ilegal tetapi ditoleransi, yang memperjualbelikan barang-barang yang dibeli di luar negeri oleh orang Kuba dan dijual kembali dengan selisih yang tajam.
Ribuan warga Kuba terbang ke Panama, Haiti hingga ke Rusia untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan di distrik mereka. Menurut sejumlah perkiraan, penjual di pasar gelap ilegal yang dikenal sebagai “bagal” itu menghabiskan sekitar AS$ 2 miliar per tahun di luar negeri.
Pejabat-pejabat Kuba, Selasa (15/10) malam, mengumumkan bahwa harga sebagian barang-barang itu akan turun bagi mereka yang membuat rekening bank baru dengan mata uang dolar Amerika dan Kanada, Euro, poundsterling Inggris, frank Swiss, peso Meksiko, Danish Denmark, kroner Norwegia dan Swedia atau yen Jepang.
Warga Kuba juga dapat menggunakan rekening-rekening itu untuk mengimpor barang melalui perusahaan-perusahaan yang dikelola pemerintah, meskipun mekanisme yang tepat untuk impor swasta-publik itu masih belum jelas. [em/pp]