Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada 15-16 Januari. Dia direncanakan mengadakan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.
Dalam jumpa pers mingguan di kantornya Jumat (13/1), juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan PM Abe akan membawa sekitar 30 CEO dari beragam sektor, antara lain perbankan, petrokimia, properti, konstruksi, energi, manufaktur, transportasi, dan industri baja. Para pelaku bisnis papan atas itu ingin meningkatkan kerjasama dan investasi di Indonesia, ujar Arrmanatha.
"Mengingat ada sekitar 30 CEO, tentunya isu ekonomi akan mendapatkan porsi terbesar dalam pembahasan kedua pemimpin. Beberapa isu di bidang ekonomi dan maritim akan menjadi perhatian antara lain mengenai kerja sama di bidang infrastruktur, upaya peningkatan konektivitas, serta investasi di bidang maritim," ujarnya.
Arrmanatha mengatakan eratnya hubungan Indonesia-Jepang terlihat dari lawatan kenegaraan Abe, yang memilih Indonesia sebagai salah satu negara paling awal dikunjungi dalam rangkaian lawatannya ke luar negeri. Selain itu, dalam waktu dua tahun terakhir, kedua kepala pemerintahan sudah empat kali melakukan pertemuan bilateral, ujarnya.
Jepang merupakan mitra strategis Indonesia di berbagai bidang, kata Arrmanatha, dan kunjungan Abe ini merupakan upaya untuk meningkatkan kerjasama dengan prinsip dasar saling menguntungkan.
"Selain ekonomi, juga akan dibahas isu-isu poltik dan isu-isu mengenai keadaan di kawasan dan global," ujarnya.
Arrmanatha mengatakan bahwa hubungan perdagangan Indonesia-Jepang terus meningkat, nilanya mencapai sekitar US$23,82 miliar pada Januari-Oktober 2016. Investasi Jepang ke Indonesia antara Januari sampai September 2016 mencapai sekitar US$ 4.498 miliar, atau naik hampir dua kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Beberapa produk menjadi pasar Indonesia di Jepang antara lain kayu lapis, pulp dan kertas, produk tekstil, serta mesin. Pada 2016, jumlah turis Jepang yang berkunjung ke Indonesia mencapai 474.116 orang.