Beberapa hari setelah lawatan pertama ke luar negeri Presiden Donald Trump, hubungan antara media berita dan Gedung Putih yang sering ditandai dengan perdebatan mencapai puncaknya.
Juru bicara Gedung Putih Sean Spicer tiba-tiba mengakhiri jumpa pers pertama sejak lawatan itu setelah sekali lagi menguliahi para wartawan tentang perlakuan mereka terhadap presiden. Hal itu terjadi selagi beredar laporan mengenai perombakan staf komunikasi Gedung Putih dalam waktu dekat.
Masih segar dari perjalanan ke luar negeri yang dianggap sukses oleh Gedung Putih , Presiden Donald Trump kembali dihadapkan dengan berbagai masalah di dalam negeri.
Gedung Putih menangkis pertanyaan-pertanyaan mengenai menantu Trump dan penasihatnya, Jared Kushner yang dilaporkan membahas pembentukan saluran komunikasi rahasia dengan Rusia sebelum Trump mulai menjabat.
Juru bicara Sean Spicer tidak bersedia mengukuhkan atau menyangkal laporan-laporan tersebut, dan sebaliknya mengatakan bahwa laporan-laporan itu tidak dapat dipercaya.
“Asumsi pertanyaan Anda adalah banyak fakta yang tidak disertai bukti apa pun kecuali sumber-sumber anonim yang sejauh ini dibocorkan,” kata Sean Spicer.
Cerita mengenai Kushner mencuat ketika berlangsung perjalanan pertama Presiden Trump ke luar negeri, di mana dia menguliahi negara-negara NATO karena tidak mengalokasikan cukup dana untuk pertahanan.
Banyak pemimpin Eropa khawatir dengan komentar tersebut, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel, yang minggu ini mengatakan, “saat kita bisa sepenuhnya mengandalkan orang lain telah habis.”
Komentar itu dipandang oleh sebagian orang sebagai bukti bahwa Jerman tidak lagi mempercayai Amerika sebagai sekutu. Namun Gedung Putih menafsirkannya sebagai kemenangan.
“Itu bagus. Itulah yang diminta oleh presiden. Dia minta agar beban ditanggung lebih merata,” lanjutnya.
Spicer juga berkomentar mengenai laporan-laporan bahwa dia dan staf komunikasi lainnya dapat tersingkir sebagai bagian dari perubahan yang lebih besar di Gedung Putih.
Muncul juga laporan-laporan mengenai perubahan lain yang mungkin terjadi, yakni lebih sedikit jumpa pers langsung, sehingga memungkinkan presiden sendiri untuk mengomunikasikan pesannya.
“Pada akhirnya, penyampai pesan terbaik adalah presiden sendiri. Dia selalu membuktikan hal itu,” kata Spicer.
Spicer memiliki hubungan yang kontroversial dengan media. Hal itu terbukti pada hari Selasa, ketika dia mencela para wartawan karena liputan mereka tentang Trump, sebelum meninggalkan ruangan setelah hanya 20 menit menjawab pertanyaan.
“Alasan yang membuat presiden frustrasi adalah adanya cerita palsu yang diulang terus menerus, penggunaan narasumber yang tidak disebutkan namanya, cerita berulang-ulang tentang hal-hal yang terjadi yang pada hakikatnya tidak terjadi, dan saya kira itu mengganggu. Terima kasih banyak,” lanjutnya.
Langkah itu bisa merupakan tanda bahwa tim komunikasi Gedung Putih sedang berada dalam masalah. [lt/uh]