Tautan-tautan Akses

Kyodo: Amerika Serikat Siapkan Rencana Darurat untuk Taiwan


Seorang demonstran memegang bendera Taiwan dan Amerika Serikat untuk mendukung Taiwan di Burlingame, California, 14 Januari 2017. (Foto: via Reuters)
Seorang demonstran memegang bendera Taiwan dan Amerika Serikat untuk mendukung Taiwan di Burlingame, California, 14 Januari 2017. (Foto: via Reuters)

Militer Jepang diharapkan akan terlibat, terutama dalam memasok kebutuhan logistik untuk unit marinir, termasuk bahan bakar dan amunisi, katanya.

Amerika Serikat tengah menyusun rencana darurat untuk pengerahan militer di Jepang dan Filipina jika terjadi keadaan darurat di Taiwan, menurut kantor berita Jepang, Kyodo.

Rencana itu akan dimasukkan ke dalam rencana operasi gabungan pertama yang akan dirumuskan pada Desember, lapor Kyodo pada Minggu (24/11) malam dengan mengutip sumber yang mengetahui hubungan Jepang-Amerika.

Sebuah resimen Marinir Amerika Serikat yang dilengkapi dengan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi atau HIMARS akan dikerahkan di sepanjang rangkaian Pulau Nansei Jepang, yang membentang dari Kyushu hingga Yonaguni di dekat Taiwan, kata Kyodo.

Sejak tahap awal, jika keadaan darurat di Taiwan menjadi sangat mendesak, pangkalan sementara akan didirikan di pulau-pulau berpenghuni sesuai dengan pedoman militer Amerika Serikat untuk mengirim marinir dalam formasi kecil ke beberapa lokasi, tambah laporan itu.

Bendera Taiwan dan AS di Taipei, Taiwan, 27 Maret 2018. (Foto: Reuters)
Bendera Taiwan dan AS di Taipei, Taiwan, 27 Maret 2018. (Foto: Reuters)

Militer Jepang diharapkan akan terlibat, terutama dalam memasok kebutuhan logistik untuk unit marinir, termasuk bahan bakar dan amunisi, katanya.

Kyodo menambahkan bahwa Angkatan Darat Amerika Serikat akan mengerahkan unit tembakan jarak jauh Multi-Domain Task Force di Filipina.

Kementerian Pertahanan Jepang dan Filipina tidak bersedia memberikan komentar.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Manila juga menolak berkomentar.

Ketika ditanya tentang laporan tersebut pada Senin (25/11), kementerian luar negeri Beijing menyatakan bahwa Taiwan adalah "bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah China."

"China dengan tegas menentang [tindakan] negara-negara terkait yang menggunakan masalah Taiwan sebagai alasan untuk memperkuat pengerahan militer di kawasan, memicu ketegangan dan konfrontasi, serta merusak perdamaian dan stabilitas regional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning.

China sedang membangun kapasitas militernya sambil meningkatkan tekanan pada Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.

Washington telah memperkuat aliansi di kawasan tersebut, sambil memicu kemarahan Beijing dengan pengerahan kapal dan jet tempur secara berkala di Selat Taiwan dan Laut China Selatan.

Taiwan Deteksi Balon Milik China

Sementara itu, Taiwan pada Senin (25/11) mendeteksi keberadaan balon China di atas perairan di sebelah barat laut pulau tersebut. Balon tersebut menjadi yang pertama terlihat sejak April, di tengah tekanan Beijing terhadap Taipei untuk menerima klaim kedaulatannya.

Beijing secara teratur mengerahkan jet tempur, pesawat nirawak atau drone, kapal perang, dan terkadang balon di sekitar Taiwan, sebagai bagian dari upayanya untuk terus meningkatkan tekanan militer.

Kapal militer Taiwan terlihat di Pelabuhan Keelung di Taiwan, pada 4 Agustus 2022. (Foto: AP)
Kapal militer Taiwan terlihat di Pelabuhan Keelung di Taiwan, pada 4 Agustus 2022. (Foto: AP)

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan balon itu terlihat pada pukul 18:21 waktu setempat pada Minggu (24/11) sekitar 111 kilometer di sebelah barat laut Kota Keelung, pada ketinggian 33.000 kaki.

Balon tersebut memasuki zona identifikasi pertahanan udara pulau tersebut dan menghilang pada pukul 20.15, imbuhnya.

Bersamaan dengan balon tersebut, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa 12 pesawat militer China dan tujuh kapal perang terdeteksi di sekitar Taiwan dalam kurun waktu 24 jam hingga pukul 06.00 pada Senin (25/11).

Menjelang pemilihan presiden Taiwan pada Januari, balon-balon melintasi perairan sensitif yang memisahkan Taiwan dan China siang dan malam, dengan beberapa balon bahkan melayang di atas pulau tersebut.

Taiwan menggambarkan balon-balon tersebut sebagai bentuk pelecehan "zona abu-abu,” yaitu taktik yang tidak termasuk dalam kategori tindakan perang.

China sebelumnya membantah tuduhan bahwa mereka mengirim balon-balon di atas Taiwan, dengan menuduh Taipei berusaha meningkatkan ketegangan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan kepada wartawan: "Pertama-tama, Taiwan tidak memiliki 'kementerian pertahanan'. Lebih jauh, pertanyaan yang Anda ajukan bukanlah pertanyaan diplomatik." Ia mengatakan hal itu pada Senin (25/11) saat ditanya mengenai balon tersebut.

Balon-balon dari China menjadi topik yang sarat politik pada awal 2023, ketika Amerika Serikat menembak jatuh balon mata-mata. Balon raksasa yang membawa muatan elektronik besar itu terbang di atas instalasi militer Amerika yang sensitif, memicu kekhawatiran bahwa Beijing tengah mengumpulkan informasi intelijen penting.

Beijing mengatakan bahwa balon itu adalah pesawat udara sipil yang terhempas keluar jalur. [ah/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG