Seruan kepada pemerintah India untuk bersikap lebih tegas dalam kasus pemerkosaan beramai-ramai dan pembunuhan seorang anak perempuan berusia delapan tahun di Kathua, di kawasan Jammu, India, Januari lalu meningkat ketika delapan tersangka diajukan ke pengadilan pada 16 April lalu.
Seruan itu tidak saja datang dari dalam negeri dalam bentuk kemarahan dan demonstrasi di hampir seluruh pelosok India, tetapi juga dari Direktur Dana Moneter Internasional IMF Christine Lagarde.
Ditemui wartawan seusai salah satu sesi Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Washington DC, Kamis (19/4), Lagarde secara terang-terangan menyebut insiden di Kathu itu sebagai hal yang “menjijikkan” dan meminta Perdana Menteri Narendra Modi untuk memberikan lebih banyak perhatian atas keamanan dan keselamatan perempuan.
“Apa yang terjadi di India ini menjijikkan. Saya berharap otorita berwenang di India, dimulai dari Perdana Menteri Modi, memberikan lebih banyak perhatian, karena inilah yang dibutuhkan kaum perempuan di India,” ujar Lagarde.
Tetapi ia buru-buru mengklarifikasi bahwa seruan ini adalah pandangan pribadinya dan bukan pandangan organisasi yang dipimpinnya secara keseluruhan. “Ini bukan sikap resmi IMF. Ini sikap saya,” kata Lagarde menegaskan.
Media-media di India melaporkan kronologi penculikan, pemerkosaan beramai-ramai dan pembunuhan anak perempuan berusia delapan tahun dari komunitas Muslim Bakarwal di Kathua pada 10 Januari, ketika ia sedang menunggu kudanya merumput di dekat rumahnya.
Anak perempuan ini secara paksa dibuat mabuk dan ditawan di sebuah kuil untuk kemudian disiksa secara seksual, termasuk pemerkosaan secara beramai-ramai.Mayat anak perempuan malang itu ditemukan di dalam hutan dengan kondisi mengenaskan.
Dalam sidang pengadilan pertama 16 April lalu, tersangka utama Sanji Ram merencanakan penculikan itu karena ingin menakut-nakuti komunitas Bakarwal supaya pindah dari desa itu. Ia membujuk tujuh orang lainnya untuk melakukan kejahatan keji tersebut.
Seruan yang disampaikan Lagarde kepada otorita berwenang India ini adalah yang kedua kalinya, setelah menyampaikan seruan serupa dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Januari lalu.
“Ketika saya berada di Davos, setelah pidato Perdana Menteri Modi, saya memberitahunya bahwa ia tidak cukup banyak membahas isu perempuan di India,” ujarnya. Lagarde ketika itu mencermati insiden pemerkosaan beramai-ramai di tiga tempat di India, yaitu Kathua, Unnao dan Surat, yang menimbulkan kemarahan di seluruh pelosok negara itu.
Jumat lalu (13/4) Modi menjawab seruan itu seusai lawatannya ke Swedia dan Inggris. “Saya ingin memastikan, tidak ada satu pelaku pun yang akan luput. Hukum akan ditegakkan secara penuh. Keadilan akan ditegakkan terhadap kekejaman pada putri-putri kami ini,” ujar Modi. Namun ia juga meminta semua pihak untuk tidak mempolitisir kasus pemerkosaan ini. Permintaan ini tidak menyurutkan ratusan demonstran yang menyambutnya di London dengan spanduk “Modi Pulang.” [em]