Ekonomi Tiongkok bertumbuh dengan laju yang lebih lamban dalam kwartal kedua tahun 2011, pencerminan usaha pemerintah untuk mendinginkan ekonomi dan membendung inflasi.
Biro Statistik Nasional mengatakan hari Rabu bahwa produk domestik bruto Tiongkok meningkat 9,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Laju tersebut turun dari pertumbuhan 9,7 persen dalam triwulan atau kuartal sebelumnya, tetapi sedikit lebih tinggi daripada yang diperkirakan para pakar ekonomi.
Para pembuat kebijakan Tiongkok telah mengambil sejumlah langkah untuk menurunkan inflasi, yang bulan lalu mencapai 6,4 persen, di mana sebagian dipicu oleh kenaikan harga pangan. Bank Sentral telah menaikkan suku bunga 5 kali sejak tahun lalu dalam usaha untuk mengurangi jumlah uang beredar dalam ekonomi yang mengakibatkan harga-harga naik di tingkat konsumen.
Beijing berharap akan mengurangi laju inflasi menjadi 4 persen, karena khawatir kalau lebih tinggi dari itu pegangan Partai Komunis pada kekuasaan akan melonggar dan membakar kerusuhan sosial.
Tiongkok juga menyatakan cadangan devisanya naik ke tingkat tertinggi sebesar 3,2 triliun dolar AS, mendongkrak likuiditas dan menyumbangkan faktor penyebab inflasi di negara itu.
Upaya pemerintah untuk memperketat suplai moneter dan menurunkan inflasi kembali terpukul ketika pemberian pinjaman baru dari bank melaju lebih cepat dari dugaan bulan lalu.
Bank Rakyat Tiongkok Selasa menyatakan simpanan dolar Amerika dan mata uang lain negara itu bertambah 153 miliar dolar dalam kuartal kedua 2011. Para ekonom mengatakan penyebabnya adalah arus masuk modal asing ke perekonomian nomor dua terbesar di dunia itu.