Penasihat hukum federasi sepak bola Iran mengatakan negaranya akan menuntut Amerika karena menghapus lambang Republik Islam Iran dari bendera negara itu dalam unggahan di media sosial.
“Tindakan terhadap bendera Republik Islam Iran itu bertentangan dengan hukum dan moralitas internasional, dan kami akan memperjuangkan ini lewat komite moralitas FIFA. Mereka harus bertanggung jawab,” ujar Safiollah Faghanpuour.
Menjelang pertandingan kedua negara dalam ajang Piala Dunia hari Selasa nanti (29/11), Federasi Sepak Bola Amerika mengunggah bendera nasional Iran di media sosial tanpa lambang Republik Islam itu. Itu dilakukan, katanya, sebagai dukungan atas para pengunjuk rasa di Iran.
Akun Twitter tim putra Amerika menampilkan spanduk hijau anggota kedua tim di kelompok babak penyisihan di mana bendera Iran hanya merupakan warna hijau, putih dan merah – tanpa simbol Republik Islam Iran yang berwarna merah. Hal serupa juga terlihat di akun Facebook dan Instagram yang menjabarkan total poin sejauh ini dalam grup itu.
Dalam sebuah pernyataan hari Minggu (27/11), Federasi Sepak Bola AS mengatakan mereka memutuskan melepas bendera resmi di akun media sosial untuk menunjukkan dukungan “bagi perempuan di Iran yang memperjuangkan hak asasi manusia mereka.”
Pemerintah Iran menanggapi dengan menuduh Amerika menghapus nama Tuhan dari bendera nasional mereka.
Faghanpour di Doha mengatakan “Pastinya mereka (tim sepak bola AS, red) ingin mempengaruhi performa tim nasional kami dalam pertandingan berikutnya melawan Amerika.”
Tidak adanya lambang di bendera Iran itu terjadi sementara berlangsung demonstrasi menentang pemerintah Iran pascakematian Mahsa Amini, 22, perempuan yang meninggal dalam tahanan polisi pada 16 September lalu, tiga hari setelah ditangkap polisi moral karena tidak mengenakan jilbab secara benar.
Menurut para aktivis HAM di Iran, rangkaian demonstrasi di Iran telah menewaskan sedikitnya 450 orang, sementara lebih dari 18.000 orang telah ditangkap.
Iran belum merilis jumlah korban atau penangkapan yang dilakukannya, dan menuduh – tanpa bukti – bahwa demonstrasi itu dipicu oleh musuh-musuhnya di luar negeri, termasuk Amerika.
Menurut Komite Perlindungan Wartawan (CPJ), Iran juga membatasi akses pers dan menahan lebih dari 63 wartawan dan fotografer sejak demonstrasi dimulai pertengahan September lalu sehingga semakin menyulitkan upaya meliput kejadian di Iran.
Sementara kemarahan berkecamuk di dunia maya, kantor berita semi-resmi Iran Tasnim menggambarkan langkah federasi sepak bola Amerika itu sebagai “menghapus simbol Allah” dari bendera Iran.
Makna Lambang Republik Islam Iran di Bendera
Emblem Republik Islam Iran, yang dirancang tahun 1980, adalah empat lekukan dengan pedang di antaranya, yang juga mencerminkan ayat dalam kitab suci Al Quran yang berarti “Tidak ada Tuhan selain Allah SWT.” Empat lekukan itu juga menyerupai bunga tulip atau teratai.
Di bagian atas dan bawah bendera terdapat 22 tulisan “Allah Maha Besar,” yang sekaligus menghormati tanggal pada kalender Persia ketika terjadi Revolusi Islam.
Bendera ini telah menjadi salah satu sumber pertikaian di Piala Dunia.
Pendukung propemerintah melambai-lambaikan bendera itu, dan meneriaki mereka yang memprotes kematian Amini. Lainnya melambai-lambaikan bendera Iran yang memiliki lambang singa dan matahari, lambang mantan pemimpin sebelumnya, mendiang Shah Mohammad Reza Pahlevi.
Dalam pertandingan Iran melawan Wales, tampak lebih banyak personil keamanan ditempatkan di berbagai sudut stadion. Sementara di ibu kota Teheran, pasukan antihuru-hara – yang menindas demonstran – melambai-lambaikan bendera Iran setelah kemenangan Wales, menimbulkan kemarahan para demonstran. [em/ka]
Forum