Tautan-tautan Akses

Lansia, Warga Minoritas, dan Orang dengan Penyakit Penyerta Rentan Jadi Korban Covid-19


Warga di Sunset Park, di Brooklyin, kawasan yang penghuninya mayoritas orang Meksiko dan Hispanik di di New York, tampak mengenakan masker untuk melindungi dari penularan virus corona, 5 Mei 2020. (Foto: AP)
Warga di Sunset Park, di Brooklyin, kawasan yang penghuninya mayoritas orang Meksiko dan Hispanik di di New York, tampak mengenakan masker untuk melindungi dari penularan virus corona, 5 Mei 2020. (Foto: AP)

Sebuah kajian komprehensif terbaru menunjukkan warga lanjut usia (lansia), kelompok minoritas dan mereka yang telah memiliki masalah kesehatan sebelumnya menjadi orang yang paling rentan tertular Covid-19 di Amerika.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), Selasa (16/6), mengatakan berdasarkan "Laporan Mingguan CDC tentang Tingkat Morbiditas dan Mortalitas," diketahui bahwa tingkat kematian tertinggi pasien virus corona di Amerika adalah yang berusia 80 tahun atau lebih. Sedangkan yang terendah adalah anak-anak yang berusia sembilan tahun atau lebih muda.

Morbiditas merujuk pada jumlah individu yang mengidap penyakit tersebut dalam periode waktu tertentu, sementara mortalitas merujuk pada jumlah kematian pada suatu populasi akibat penyakit tersebut.

Meskipun demikian CDC mengatakan belum ada hubungan langsung dari segi usia, karena tetap ada jumlah kasus yang lebih tinggi pada warga berusia 40-59 tahun dibandingkan mereka yang berusia 60-79 tahun.

Seorang pengguna kereta bawah tanah mengenakan masker untuk melindungi diri dari penularan virus corona, Kota New York, 7 April 2020.
Seorang pengguna kereta bawah tanah mengenakan masker untuk melindungi diri dari penularan virus corona, Kota New York, 7 April 2020.

Dari sisi etnis, CDC mengatakan 33 persen penderita adalah warga Hispanik, 22 persen warga kulit hitam dan 1,3 persen warga asli Amerika atau Indian. Seluruhnya menunjukkan jumlah yang besar jika dibandingkan dengan proporsi jumlah mereka dalam populasi Amerika di mana terdapat 18 persen warga Hispanik, 13 persen warga kulit hitam dan 0,7 persen warga asli atau Indian.

Puluhan Ribu Masih akan Meninggal Akibat Covid-19

Amerika mencatat lebih dari 2,1 juta kasus virus corona, termasuk lebih dari 116.000 korban meninggal. Angka itu jauh lebih tinggi dibanding negara mana pun juga. Para pakar kesehatan memperkirakan akan ada puluhan ribu kematian lagi dalam beberapa bulan mendatang.

Kajian CDC mencakup 1,7 juta kasus perebakan dan 103.000 kematian pertama antara 22 Januari hingga 30 Mei. AS memastikan kasus pertama di negara itu pada 22 Januari.

CDC mengatakan dalam periode itu, jumlah mereka yang dirawat di rumah sakit enam kali lebih tinggi, sementara jumlah pasien yang meninggal 12 kali lebih tinggi pada orang yang memiliki masalah kesehatan lain sebelumnya. Mereka yang sebelumnya memiliki penyakit kardiovaskular berpotensi tertular dan meninggal mencakup 32 persen, memiliki penyakit diabetes 33 persen dan memiliki penyakit paru-paru kronis 18 persen.

Kajian itu mendapati bahwa jumlah laki-laki dan perempuan yang tertular Covid-19 sama banyaknya, tetapi lebih banyak laki-laki yang dirawat di rumah sakit, ditempatkan di ruang perawatan intensif atau meninggal – dibanding perempuan.

Seorang pegawai toko membantu pelanggan lansia pada hari pertama pembatasan jarak untuk mencegah virus corona di kawasan Mount Pleasant, Washington D.C, 2 April 2020. (Foto: Reuters)
Seorang pegawai toko membantu pelanggan lansia pada hari pertama pembatasan jarak untuk mencegah virus corona di kawasan Mount Pleasant, Washington D.C, 2 April 2020. (Foto: Reuters)

Perebakan Virus Corona di AS Belum Berakhir

Seluruh gubernur di 50 negara bagian Amerika telah memulai kembali sebagian kegiatan ekonominya, tetapi petunjuk atau aturan pelonggaran yang dikeluarkan bervariasi. Sebagian negara bagian mengizinkan bisnis untuk memulai kembali operasi mereka, sementara lainnya tetap membatasi jumlah orang yang dapat makan di restoran, berolahraga di pusat kebugaran atau memotong rambut mereka di salon.

Perebakan virus corona masih belum lagi berakhir di Amerika. Meskipun sejumlah besar kasus mulai turun, antara lain di New York, yang merupakan negara bagian yang paling parah dilanda penyakit ini. Namun 21 negara bagian lain masih melaporkan peningkatan kasus virus corona.

Pakar-pakar kesehatan di Amerika telah menyampaikan keprihatinan mendalam atas potensi meluasnya kembali penyakit ini, terutama di acara-acara berskala besar seperti pawai politik Presiden Donald Trump yang menurut rencana akan berlangsung pada Sabtu (20/6) ini di Tulsa, Oklahoma.

Acara pada Sabtu nanti adalah pertemuan akbar pertama yang dilakukan Trump dalam tiga bulan ini. Keprihatinan yang sama juga ditujukan pada demonstrasi-demonstrasi berskala besar di seluruh Amerika. [em/ft]

XS
SM
MD
LG