Laos mengadakan pemilihan anggota-anggota badan legislatif hari Sabtu yang dikenal sebagai Majelis Nasional.
Di atas kertas Majelis Nasional adalah badan legislatif yang dipilih oleh dan untuk rakyat. Tetapi para analis mengatakan dalam kenyataannya, Partai Revolusioner Rakyat Laos yang berkuasa, memilih calon-calonnya, yang tunduk kepada partai itu.
Profesor Martin Stuart-Fox adalah pakar Laos pada Universitas Queensland di Australia. Ia mengatakan partai komunis mengendalikan semua pemilihan di Laos.
“Orang yang mencalonkan diri dalam pemilihan Majelis Nasional adalah anggota partai. Hanya sedikit anggota independen yang ikut, tetapi mereka juga telah diperiksa oleh partai komunis,” ujarnya.
Stuart-Fox mengatakan peran Majelis Nasional adalah memberikan keabsahan demokrasi pura-pura kepada partai komunis. Ia mengatakan tugas badan itu termasuk mensahkan undang-undang dan memilih pimpinan pemerintahan.
Lebih lanjut ia mengatakan, “Tetapi nama-nama dan siapa yang akan menjabat sudah ditentukan oleh partai. Jadi, apa yang dilakukan majelis benar-benar hanya menjadi stempel semua keputusan yang sudah dibuat partai.”
Namun, Stuart-Fox mengatakan partai komunis sudah membolehkan sedikit perubahan dalam tata cara pembahasan internal badan itu.
Ia mengatakan kalau dulu tidak ada perdebatan mengenai berbagai isu, sekarang Majelis Nasional kadang-kadang membahas masalah seperti korupsi yang kian memprihatinkan.
“Masalah ini telah diperdebatkan di Majelis tanpa menyebut nama yang terlibat, dan, tentu saja, tidak ada yang akan diadili. Tetapi, perdebatan ini menandakan pemerintah cemas melihat maraknya korupsi,” paparnya.
Dibandingkan dengan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara, Laos adalah negara kecil, miskin, dan tidak punya laut, kecuali Sungai Mekong, yang mengalir melewati ibukota Vientiane.
Tetapi perekonomiannya tumbuh cepat, terutama dari ekspor barang tambang dan tenaga listrik.
Masuknya uang dalam jumlah besar dan kekuasaan yang terpusat menciptakan kesempatan untuk korupsi.
Tetapi, rakyat kebanyakan di Laos juga menikmati keuntungan dari meningkatnya investasi dan bisnis, yang mendorong sebagian kecil orang mempertanyakan keabsahan partai komunis.
Loas adalah bekas jajahan Perancis, berpenduduk tujuh juta dan dikuasai partai komunis sejak 1975.