Tautan-tautan Akses

Laporan Media: Depkeh AS Selidiki Upaya Trump Hentikan Pemilu


Bendera Amerika berkibar di luar Gedung Departemen Kehakiman AS di Washington, AS, 15 Desember 2020. (REUTERS/Al Drago Department of Justice)
Bendera Amerika berkibar di luar Gedung Departemen Kehakiman AS di Washington, AS, 15 Desember 2020. (REUTERS/Al Drago Department of Justice)

Departemen Kehakiman Amerika sedang menyelidiki Donald Trump yang berupaya membatalkan kekalahannya dalam pemilihan 2020. Harian Washington Post melaporkan itu pada Selasa (26/4), mengutip beberapa sumber.

Departemen Kehakiman telah mewawancarai mantan pejabat Gedung Putih, termasuk mantan kepala staf mantan Wakil Presiden Mike Pence, yang mengkonfirmasi pada Senin bahwa ia telah bersaksi di depan dewan juri federal yang menyelidiki serangan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol dan upaya Trump dan sekutunya untuk membatalkan kekalahannya.

FOTO FILE: Marc Short, mantan kepala staf untuk mantan wakil presiden Mike Pence, pada pesta malam pemilihan calon gubernur Virginia dari Partai Republik Glenn Youngkin di sebuah hotel di Chantilly, Virginia, AS, 2 November 2021. (REUTERS / Jonathan Ernst)
FOTO FILE: Marc Short, mantan kepala staf untuk mantan wakil presiden Mike Pence, pada pesta malam pemilihan calon gubernur Virginia dari Partai Republik Glenn Youngkin di sebuah hotel di Chantilly, Virginia, AS, 2 November 2021. (REUTERS / Jonathan Ernst)

Jaksa yang menanyai para saksi di depan dewan juri telah menanyakan tentang percakapan dengan Trump dan pengacaranya dan orang lain yang dekat dengannya, harian itu melaporkan dengan mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut.

Kesaksian mantan kepala staf Pence, Marc Short, pejabat paling tinggi sejauh ini yang muncul di depan dewan juri, adalah sinyal bahwa penyelidikan Departemen Kehakiman atas serangan di Capitol dan plot bahwa pemilihan telah dicurangi, sedang memanas.

Penyelidik Departemen Kehakiman pada April juga menerima catatan telepon pejabat-pejabat penting seperti mantan kepala staf Trump, Mark Meadows, kata Washington Post.

Departemen Kehakiman belum bisa dihubungi untuk memberikan komentar.

Seorang juru bicara Trump tidak menjawab permintaan komentar dari kantor berita Reuters. Trump telah membantah melakukan kesalahan. [ka/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG