Analisa Lembaga Amerika Korea Universitas Johns Hopkins yang dibuat berdasar pencitraan satelit atas fasilitas nuklir Yongbyon, mengatakan Korea Utara kemungkinan besar telah melakukan upaya yang lebih luas dan ekstensif untuk memulihkan fasilitas nuklir utamanya.
Sebuah reaktor plutonium berkapasitas lima megawatt di kompleks itu dihidupkan kembali bulan Agustus, beberapa pekan setelah Pyongyang menyatakan akan meningkatkan cadangan senjata nuklirnya.
Meskipun gambar-gambar satelit belum lama ini menunjukkan bahwa kegiatan telah dimulai lagi, tidak jelas seberapa cepat reaktor dapat kembali menghasilkan plutonium untuk bom nuklir, karena diperlukan proses panjang untuk pertama-tama membuat batang bahan bakar baru.
Tetapi sebuah artikel yang dimuat hari Selasa (24/12) dalam "Blog 38 Utara" milik Lembaga Korea Amerika mengatakan bahwa Pyongyang telah mengantisipasi ini dan mungkin telah membuat fasilitas produksi batang bahan bakar selama bertahun-tahun.
Lembaga itu mengemukakan bukti-bukti termasuk noda-noda putih pada sebuah atap dan tempat pembuangan limbah di dekatnya yang konsisten dengan proses pembuatan batang bahan bakar nuklir.
Sebuah reaktor plutonium berkapasitas lima megawatt di kompleks itu dihidupkan kembali bulan Agustus, beberapa pekan setelah Pyongyang menyatakan akan meningkatkan cadangan senjata nuklirnya.
Meskipun gambar-gambar satelit belum lama ini menunjukkan bahwa kegiatan telah dimulai lagi, tidak jelas seberapa cepat reaktor dapat kembali menghasilkan plutonium untuk bom nuklir, karena diperlukan proses panjang untuk pertama-tama membuat batang bahan bakar baru.
Tetapi sebuah artikel yang dimuat hari Selasa (24/12) dalam "Blog 38 Utara" milik Lembaga Korea Amerika mengatakan bahwa Pyongyang telah mengantisipasi ini dan mungkin telah membuat fasilitas produksi batang bahan bakar selama bertahun-tahun.
Lembaga itu mengemukakan bukti-bukti termasuk noda-noda putih pada sebuah atap dan tempat pembuangan limbah di dekatnya yang konsisten dengan proses pembuatan batang bahan bakar nuklir.