Boeing kembali melaporkan kerugian besar pada hari Rabu (25/10) sementara pabrik pesawat itu memangkas perkiraan setahun penuh untuk pengiriman pesawat seri 737 guna mengatasi masalah manufaktur pada pesawat tersebut.
Raksasa penerbangan AS yang mengalami kesulitan dengan masalah manufaktur dan pengendalian kualitas dalam beberapa tahun terakhir itu melaporkan kerugian kuartal ketiga sebesar $1,6 miliar (sekitar 25 triliun rupiah), yang berarti kerugian per saham lebih besar dari perkiraan para analis.
Masalah terbaru yang terjadi pada pesawat 737 adalah akibat dari cacat lubang yang dibor di bagian badan pesawat untuk membantu menjaga tekanan pesawat. Boeing mengatakan masalah ini tidak mempengaruhi keselamatan penerbangan secara langsung.
Namun, perusahaan itu sedang memeriksa dan mengerjakan ulang pesawat yang belum terkirim. Hasilnya, Boeing kini memperkirakan pengiriman 375-400 pesawat jet seri 737 tahun ini, turun dari proyeksi sebelumnya 400-450.
Masalah tersebut juga membebani pengiriman pesawat pada kuartal ketiga, mengurangi pendapatan, menjadi $18,1 miliar, di bawah level pada kuartal kedua.
Boeing menegaskan kembali prospek arus kas bebas pada tahun 2023, yang merupakan tolok ukur yang diawasi ketat oleh para investor, dan mengatakan pihaknya berada di jalur yang tepat dengan rencana untuk meningkatkan produksi 787 Dreamliner.
“Kami terus mengalami kemajuan dalam pemulihan dan meskipun ada tantangan jangka pendek, kami tetap berada di jalur yang benar,” kata CEO Boeing Dave Calhoun dalam siaran pers perusahaan itu.
Saham Boeing turun 2,3 persen pada awal perdagangan hari Rabu, 25 Oktober di Wall Street New York. [lt/ka]
Forum