Muslim dari berbagai penjuru dunia datang berduyun-duyun ke kota suci Makkah di Arab Saudi menjelang dimulainya ibadah haji akhir pekan ini, seiring dengan kembalinya ibadah tahunan tersebut ke skala besarnya.
Para pejabat Saudi mengatakan lebih dari 1,5 juta Muslim telah tiba di negara itu pada Selasa (11/6), sebagian besar melalui udara, dari berbagai penjuru dunia. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat.
Ratusan ribu warga Saudi serta warga negara lain yang tinggal di Arab Saudi juga akan bergabung dengan mereka ketika ibadah haji resmi dimulai pada Jumat (14/6).
Para pejabat Saudi mengatakan mereka memperkirakan jumlah jemaah haji tahun ini akan melebihi jumlah jemaah pada 2023, yang mencapai lebih dari 1,8 juta orang. Angka itu mendekati tingkat sebelum pandemi.
Pada 2019, lebih dari 2,4 juta Muslim menunaikan ibadah haji. Pemerintah Saudi mengendalikan arus jemaah melalui kuota, setiap negara diizinkan mengirim satu jemaah untuk setiap seribu warga Muslim.
Para jamaah tersebut termasuk 4.200 orang Palestina dari wilayah pendudukan Tepi Barat yang tiba di Makkah awal bulan ini, menurut Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina. Warga Palestina di Jalur Gaza tidak dapat melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji tahun ini, karena perang 8 bulan antara Israel dan Hamas.
“Kami berdoa agar Palestina merdeka dan (warga Palestina) dapat membebaskan tanah mereka dan menjadi seperti negara lain, hidup damai dan tidak selalu berperang,” kata Ibrahim al-Hadhari asal Aljazair, saat ia berdiri di pelataran Masjidil Haram menunggu salat magrib.
Pada Selasa (11/6), jamaah memadati Masjidil Haram di Makkah, melakukan tawaf, berjalan tujuh kali mengelilingi Kakbah. Mereka mengenakan ihram, yaitu dua lembar kain putih yang tidak dijahit dan menyerupai kain kafan.
Banyak yang terlihat membawa payung untuk melindungi diri dari sinar matahari, dalam suhu yang mencapai 42 derajat Celsius pada siang hari pada Selasa.
“Saya merasa lega ketika sampai di Masjidil Haram dan melihat Kakbah,” kata Rabeia al-Raghi, perempuan Maroko yang datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji bersama suami dan putrinya. "Saya sangat senang."
Mohammad Abdel-Baset, calon haji asal Irak, mengaku sangat gembira bisa menunaikan ibadah haji.
“Kami mengucapkan selamat kepada seluruh jemaah dan bersyukur kepada Allah karena telah mengumpulkan kami dari seluruh wilayah, secara global dan bukan dari dunia Arab saja, dari seluruh wilayah Muslim global (yang) datang ke Masjidil Haram,” kata Abdel-Baset, seorang pengacara dari Baghdad.
Pada malam hari, pelataran marmer yang luas di sekitar Kakbah dipenuhi jemaah, yang berjalan hampir bersinggungan bahu dan sering kali berdesak-desakan dalam barikade yang dipasang oleh pasukan keamanan untuk mengarahkan arus besar orang di dalam dan sekitar Masjidil Haram.
Muslim yang melakukan ibadah haji melakukan tawaf setibanya di Makkah. Kerumunan besar yang mengelilingi Kakbah ini akan berlangsung hingga hari pertama haji.
Pada Jumat (14/6), jemaah akan berpindah ke Arafah untuk berdoa dan berzikir sepanjang hari, dan kemudian ke Muzdalifah, daerah dataran berbatu beberapa kilometer dari sana. Di Muzdalifah, peziarah mengumpulkan kerikil untuk digunakan dalam pelemparan batu secara simbolis pada pilar yang melambangkan setan di Mina. [ab/uh]
Forum