Asap hitam membumbung di Beirut, ibukota Lebanon hari Jumat setelah sebuah bom mobil meledak di pusat kota yang bersejarah.
Ledakan itu, yang menarget Mohamad Chatah, sekutu dekat bekas perdana menteri Saad Hariri, terjadi dekat lokasi ledakan tahun 2005 yang menewaskan ayah Hariri, Rafiq al-Hariri. Kedua ledakan itu memecahkan kaca-kaca jendela dan melontarkan serpihan-serpihan dari sejumlah bangunan dalam radius yang luas.
Saad Hariri secara tidak langsung menuduh milisi Shiah Hezbollah atas pembunuhan itu. “Mereka yang membunuh Mohamad Chatah” katanya “adalah mereka yang membunuh bekas perdana menteri Rafiq al-Hariri dan mereka juga ingin membunuh Lebanon”.
Bekas perdana menteri Fouad Siniora yang merupakan sekutu dekat Hariri menuduh baik Suriah maupun Hezbollah atas pembunuhan Chatah.
Fouad Siniora mengatakan pembunuh itu dan sekutunya di Lebanon adalah orang-orang sama yang membunuh di Suriah dan telah menyerang Lebanon sejak 2004. Katanya para penjahat ini telah membuntuti warga Lebanon setiap hari dan mengirim sebuah pesan darah tapi warga Lebanon tidak akan membiarkannya menang.
Chatah mengecam Suriah dan Hezbollah dalam postingannya di Twitter yang dipasang satu jam sebelum ia tewas. Milisi Hezbollah yang pro Iran telah dituduh bertanggung jawab atas serangan-serangan bom lainnya di Lebanon dalam beberapa tahun terakhir.
Seorang komandan senior Hezbollah dibunuh orang bersenjata beberapa minggu lalu, sementara kedutaan Iran di Beirut rusak berat akibat ledakan bulan lalu.
Dalam pidatonya baru-baru ini, pemimpin Hezbollah Sheikh Hassan Nasrallah bertekad bahwa kelompoknya akan “melakukan pembalasan pada saat yang tepat”.
Pejabat sementara, Menteri Pertahanan Fayez Ghosn mengatakan kepada jaringan televisi Lebanon bahwa sekitar 50-60 kilogram bahan peledak digunakan dalam pengeboman hari Jumat itu. Ghosn mengatakan kamera-kamera pemantau di daerah ledakan itu kemungkinan akan mengungkap rincian mengenai siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Menteri Dalam Negeri yang masa jabatannya akan berakhir, Marwan Charbel, menyampaikan duka citanya kepada para korban ledakan itu dan mengatakan para pemimpin negara itu harus menyelesaikan perbedaan-perbedaan mereka secara damai.
Marwan Charbel mengatakan ia mengutuk pengeboman itu, menyampaikan duka cita kepada para korban dan mendoakan mereka yang cedera pulih secepatnya. Ia mengatakan satu-satunya penyelesaian adalah setiap orang duduk bersama dan membahas perbedaan-perbedaan mereka.
Bekas presiden Lebanon Amine Gemayel memuji Chatah, menyebutnya sebagai sosok yang “sederhana, bijaksana dan senang berdialog”.
Dialog nasional dijadwalkan akan dilanjutkan kembali di istana kepresidenan hari Sabtu.
Ledakan itu, yang menarget Mohamad Chatah, sekutu dekat bekas perdana menteri Saad Hariri, terjadi dekat lokasi ledakan tahun 2005 yang menewaskan ayah Hariri, Rafiq al-Hariri. Kedua ledakan itu memecahkan kaca-kaca jendela dan melontarkan serpihan-serpihan dari sejumlah bangunan dalam radius yang luas.
Saad Hariri secara tidak langsung menuduh milisi Shiah Hezbollah atas pembunuhan itu. “Mereka yang membunuh Mohamad Chatah” katanya “adalah mereka yang membunuh bekas perdana menteri Rafiq al-Hariri dan mereka juga ingin membunuh Lebanon”.
Bekas perdana menteri Fouad Siniora yang merupakan sekutu dekat Hariri menuduh baik Suriah maupun Hezbollah atas pembunuhan Chatah.
Fouad Siniora mengatakan pembunuh itu dan sekutunya di Lebanon adalah orang-orang sama yang membunuh di Suriah dan telah menyerang Lebanon sejak 2004. Katanya para penjahat ini telah membuntuti warga Lebanon setiap hari dan mengirim sebuah pesan darah tapi warga Lebanon tidak akan membiarkannya menang.
Chatah mengecam Suriah dan Hezbollah dalam postingannya di Twitter yang dipasang satu jam sebelum ia tewas. Milisi Hezbollah yang pro Iran telah dituduh bertanggung jawab atas serangan-serangan bom lainnya di Lebanon dalam beberapa tahun terakhir.
Seorang komandan senior Hezbollah dibunuh orang bersenjata beberapa minggu lalu, sementara kedutaan Iran di Beirut rusak berat akibat ledakan bulan lalu.
Dalam pidatonya baru-baru ini, pemimpin Hezbollah Sheikh Hassan Nasrallah bertekad bahwa kelompoknya akan “melakukan pembalasan pada saat yang tepat”.
Pejabat sementara, Menteri Pertahanan Fayez Ghosn mengatakan kepada jaringan televisi Lebanon bahwa sekitar 50-60 kilogram bahan peledak digunakan dalam pengeboman hari Jumat itu. Ghosn mengatakan kamera-kamera pemantau di daerah ledakan itu kemungkinan akan mengungkap rincian mengenai siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Menteri Dalam Negeri yang masa jabatannya akan berakhir, Marwan Charbel, menyampaikan duka citanya kepada para korban ledakan itu dan mengatakan para pemimpin negara itu harus menyelesaikan perbedaan-perbedaan mereka secara damai.
Marwan Charbel mengatakan ia mengutuk pengeboman itu, menyampaikan duka cita kepada para korban dan mendoakan mereka yang cedera pulih secepatnya. Ia mengatakan satu-satunya penyelesaian adalah setiap orang duduk bersama dan membahas perbedaan-perbedaan mereka.
Bekas presiden Lebanon Amine Gemayel memuji Chatah, menyebutnya sebagai sosok yang “sederhana, bijaksana dan senang berdialog”.
Dialog nasional dijadwalkan akan dilanjutkan kembali di istana kepresidenan hari Sabtu.