Para pejabat Irak mengatakan, hingga 115 orang, termasuk perempuan dan anak, tewas akibat pemboman bunuh diri di Propinsi Diyala, Irak timur. Aksi pemboman dengan mobil itu merupakan salah satu serangan ISIS yang paling banyak menelan korban sejak mereka mengambil alih banyak wilayah di Irak.
Para pejabat kepolisian, yang ingin nama mereka dirahasiakan karena tidak berhak memberikan keterangan kepada media, mengatakan,pemboman yang berlangsung Jumat di sebuah pasar di Khan Bani Saad, kota yang mayoritas warganya Syiah. Pemboman ini juga melukai hingga 170 orang.
Sebelum ledakkan terjadi, banyak orang berkumpul di pasar itu untuk merayakan hari raya Idul Fitri.
Pemboman ini dilaporkan merusak beberapa bangunan dan membuat jalanan dipenuhi puing reruntuhan. Para petugas masih mencari korban-korban yang terjebak reruntuhan.
Ketua parlemen Irak Salim al-Jabouri mengatakan, serangan itu memicu kekerasan antar suku. Ia mengatakan, pemerintah sedang berusaha mencegah agar aksi teror ISIS tidak mengguncang keamanan Diyala.
Jan Kubis, perwakilan khusus PBB untuk misi di Irak, mengatakan, Sabtu, pembantaian mengerikan ini benar-benar tindakan tidak beradab.
ISIS mengaku bertanggungjawab atas pemboman ini di situs-situs jejaring sosial dan mengatakan bahwa targetnya adalah Muslim Syiah.