Dalam laporan yang dilansir hari Minggu (6/1), komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri di parlemen Iran menyatakan, investigasi baru diperlukan karena ada tanda-tanda Sattar Beheshti meninggal akibat terguncang dan luka-luka lain yang disebabkan oleh para interogator.
Polisi menangkap blogger berusia 35 tahun itu pada 30 Oktober lalu karena memuat artikel-artikel yang mengecam pemerintah dan ia ditemukan tewas di penjara beberapa hari kemudian. Aktivis oposisi menyatakan Beheshti mengeluh telah disiksa.
Pemerintah Iran telah memulai penyidikan terhadap kematian blogger tersebut, yang menimbulkan kemarahan dari para pakar PBB dan negara-negara Barat. Tuntutan komisi di parlemen mengenai diperluasnya penyidikan mencerminkan semakin besarnya keprihatinan di kalangan legislator Iran mengenai pelanggaran hak-hak asasi oleh polisi urusan dunia maya yang didukung pemerintah, yang ditugaskan untuk menindak para pembangkang di internet.
Laporan para legislator itu menuduh polisi urusan dunia maya dalam kasus Beheshti bertindak di luar hukum dan bertentangan dengan hukum Islam. Mereka menyerukan pemantauan terhadap pusat-pusat tahanan dengan kamera video guna mencegah terulangnya tindakan tersebut.
Pemerintah Iran memecat kepala polisi urusan dunia maya beberapa pekan setelah kematian Beheshti, seraya menyebut kegagalannya dan kurangnya pengawasan terhadap personel di bawah komandonya. Tiga petugas polisi urusan dunia maya masih berada dalam tahanan terkait dengan kasus tersebut.
Polisi menangkap blogger berusia 35 tahun itu pada 30 Oktober lalu karena memuat artikel-artikel yang mengecam pemerintah dan ia ditemukan tewas di penjara beberapa hari kemudian. Aktivis oposisi menyatakan Beheshti mengeluh telah disiksa.
Pemerintah Iran telah memulai penyidikan terhadap kematian blogger tersebut, yang menimbulkan kemarahan dari para pakar PBB dan negara-negara Barat. Tuntutan komisi di parlemen mengenai diperluasnya penyidikan mencerminkan semakin besarnya keprihatinan di kalangan legislator Iran mengenai pelanggaran hak-hak asasi oleh polisi urusan dunia maya yang didukung pemerintah, yang ditugaskan untuk menindak para pembangkang di internet.
Laporan para legislator itu menuduh polisi urusan dunia maya dalam kasus Beheshti bertindak di luar hukum dan bertentangan dengan hukum Islam. Mereka menyerukan pemantauan terhadap pusat-pusat tahanan dengan kamera video guna mencegah terulangnya tindakan tersebut.
Pemerintah Iran memecat kepala polisi urusan dunia maya beberapa pekan setelah kematian Beheshti, seraya menyebut kegagalannya dan kurangnya pengawasan terhadap personel di bawah komandonya. Tiga petugas polisi urusan dunia maya masih berada dalam tahanan terkait dengan kasus tersebut.