Lembaga Survei Indonesia merupakan salah satu lembaga yang melakukan penghitungan cepat pemilihan gubernur Jakarta putaran kedua.
Direktur Eksekutif Komunikasi Lembaga Survei Indonesia Burhanudin Muhtadi kepada wartawan di kantornya mengatakan pasangan Joko Widodo dan Basuki mendapat suara sebesar 53,81 persen sedangkan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Romli mendapat suara sebanyak 46,19 persen. Jokowi dan Ahok menang di lima wilayah di Jakarta.
Menurut Burhanudin, penghitungan cepat (Quick Count) dilaksanakan dengan memilih 400 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar secara proporsional di setiap kota yang ada di Provinsi DKI Jakarta. Sample TPS dipilih dengan menggunakan metode Kombinasi Stratified-Cluster Random Sampling.
Diperkirakan toleransi kesalahan (margin of error) pada quick count ini sekitar dua persen. Artinya perolehan suara kandidat dari hasil Quick Count ini bisa bergeser ke atas atau ke bawah hingga sebesar dua persen.
Dari hasil Quick Count ini kata Burhanudin tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Provinsi DKI Jakarta adalah sekitar 67,35 persen, lebih tinggi dibanding putaran pertama yang hanya sekitar 63 persen.
"Berdasarkan data 100 persen yang sudah masuk, kita bisa melihat perolehan suara itu akhirnya itu adalah 53,81 persen banding 46,19 persen. Jadi dengan margin of error dua persen Jokowi-Ahok aman," kata Burhanudin Muhtadi.
Dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran kedua ini, pasangan Foke dan Nara didukung oleh banyak partai, diantaranya Partai Demokrat, Golkar, PPP dan PKS. Sedangkan Jokowi dan Ahok hanya didukung dua partai yaitu Partai PDI Perjuangan dan Gerindra.
Menurut Burhanudin, penggunaan isu SARA (Suku, agama, ras dan antar golongan) yang terjadi dalam kampanye pemilihan gubernur Jakarta tidak terlalu berpengaruh signifikan karena sebagian masyarakat Jakarta lebih mengevaluasi kinerja Fauzi Bowo sebagai Gubernur yang dinilai gagal dalam mengatasi permasalah Jakarta seperti kemacetan dan banjir.
Selain itu pemilih di Jakarta sekitar 21 persen pendidikannya Strata 1 (S1) ke atas dan akses terhadap media sangat besar.
"Pemilih dengan tingkat pendidikan yang lebih baik, mereka lebih kritis, karena itu penjelasannya bukan soal aliran, bukan penjelasan model sosiologis tetapi penjelasannya adalah ekonomi, politik kalau mereka tidak puas dengan incumbent ya caranya memberikan punishment caranya dengan memberikan dukungan kepada penantang," ujar Burhanudin Muhtadi.
Usai melihat penghitungan cepat, Fauzi Bowo dalam keterangan persnya mengucapkan selamat kepada pasangan Jokowi dan Ahok yang menang dalam penghitungan cepat yang dilakukan sejumlah lembaga.
Sementara Joko Widodo yang merupakan Walikota Solo yang menang dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta mengungkapkan pihaknya akan bekerja keras dalam mengubah Jakarta yang lebih baik.
"Saya akan bekerja keras dengan mas Basuki, tetap selalu turun kebawah, akan selalu berada di gang-gang sempit, di kampung-kampung sehingga bisa menguasai masalah yang ada, masalah real sehingga bisa memutuskan kebijakan mana yang prioritas, mana yang no.2, no.3 sesuai dengan visi yang kami sampaikan," demikian kata Joko Widodo.
Masyarakat Jakarta yang ditemui VOA berharap agar Gubernur yang terpilih nantinya dapat memberikan perubahan kepada Jakarta.
"Yang saya harapkan sebagai warga Jakarta supaya ada perubahan seperti angkutan-angkutan, kemacetan yang utama," kata Ahmad, seorang warga Jakarta. Lain lagi komentar Andre yang juga warga Jakarta, menurutnya Gubernur harus menepati janji, "Kata Gubernur kan sekolah gratis, itu harus sesuai (dengan realisasinya)".
Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta akan mengumumkan secara resmi hasil pemungutan suara pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran kedua dalam waktu dekat.
Direktur Eksekutif Komunikasi Lembaga Survei Indonesia Burhanudin Muhtadi kepada wartawan di kantornya mengatakan pasangan Joko Widodo dan Basuki mendapat suara sebesar 53,81 persen sedangkan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Romli mendapat suara sebanyak 46,19 persen. Jokowi dan Ahok menang di lima wilayah di Jakarta.
Menurut Burhanudin, penghitungan cepat (Quick Count) dilaksanakan dengan memilih 400 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar secara proporsional di setiap kota yang ada di Provinsi DKI Jakarta. Sample TPS dipilih dengan menggunakan metode Kombinasi Stratified-Cluster Random Sampling.
Diperkirakan toleransi kesalahan (margin of error) pada quick count ini sekitar dua persen. Artinya perolehan suara kandidat dari hasil Quick Count ini bisa bergeser ke atas atau ke bawah hingga sebesar dua persen.
Dari hasil Quick Count ini kata Burhanudin tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Provinsi DKI Jakarta adalah sekitar 67,35 persen, lebih tinggi dibanding putaran pertama yang hanya sekitar 63 persen.
"Berdasarkan data 100 persen yang sudah masuk, kita bisa melihat perolehan suara itu akhirnya itu adalah 53,81 persen banding 46,19 persen. Jadi dengan margin of error dua persen Jokowi-Ahok aman," kata Burhanudin Muhtadi.
Dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran kedua ini, pasangan Foke dan Nara didukung oleh banyak partai, diantaranya Partai Demokrat, Golkar, PPP dan PKS. Sedangkan Jokowi dan Ahok hanya didukung dua partai yaitu Partai PDI Perjuangan dan Gerindra.
Menurut Burhanudin, penggunaan isu SARA (Suku, agama, ras dan antar golongan) yang terjadi dalam kampanye pemilihan gubernur Jakarta tidak terlalu berpengaruh signifikan karena sebagian masyarakat Jakarta lebih mengevaluasi kinerja Fauzi Bowo sebagai Gubernur yang dinilai gagal dalam mengatasi permasalah Jakarta seperti kemacetan dan banjir.
Selain itu pemilih di Jakarta sekitar 21 persen pendidikannya Strata 1 (S1) ke atas dan akses terhadap media sangat besar.
"Pemilih dengan tingkat pendidikan yang lebih baik, mereka lebih kritis, karena itu penjelasannya bukan soal aliran, bukan penjelasan model sosiologis tetapi penjelasannya adalah ekonomi, politik kalau mereka tidak puas dengan incumbent ya caranya memberikan punishment caranya dengan memberikan dukungan kepada penantang," ujar Burhanudin Muhtadi.
Usai melihat penghitungan cepat, Fauzi Bowo dalam keterangan persnya mengucapkan selamat kepada pasangan Jokowi dan Ahok yang menang dalam penghitungan cepat yang dilakukan sejumlah lembaga.
Sementara Joko Widodo yang merupakan Walikota Solo yang menang dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta mengungkapkan pihaknya akan bekerja keras dalam mengubah Jakarta yang lebih baik.
"Saya akan bekerja keras dengan mas Basuki, tetap selalu turun kebawah, akan selalu berada di gang-gang sempit, di kampung-kampung sehingga bisa menguasai masalah yang ada, masalah real sehingga bisa memutuskan kebijakan mana yang prioritas, mana yang no.2, no.3 sesuai dengan visi yang kami sampaikan," demikian kata Joko Widodo.
Masyarakat Jakarta yang ditemui VOA berharap agar Gubernur yang terpilih nantinya dapat memberikan perubahan kepada Jakarta.
"Yang saya harapkan sebagai warga Jakarta supaya ada perubahan seperti angkutan-angkutan, kemacetan yang utama," kata Ahmad, seorang warga Jakarta. Lain lagi komentar Andre yang juga warga Jakarta, menurutnya Gubernur harus menepati janji, "Kata Gubernur kan sekolah gratis, itu harus sesuai (dengan realisasinya)".
Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta akan mengumumkan secara resmi hasil pemungutan suara pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran kedua dalam waktu dekat.