Libya telah meminta kepada Dewan Keamanan PBB agar melonggarkan atau mencabut embargo senjata untuk memungkinkan negara itu menghadapi ancaman yang meningkat dari militan Islamis yang telah merebut ladang-ladang minyak utama.
Libya dilaporkan meminta tank, pesawat tempur, helikopter penyerang dan senapan.
Duta Besar Ibrahim Dabbashi mengatakan kepada para wartawan bahwa tanpa senjata yang cukup, Libya tidak dapat menanggulangi masalah keamanannya.
Ia memberi jaminan kepada Dewan bahwa Dewan Keamanan boleh mengirim peninjau untuk memastikan bahwa senjata itu akan diserahkan kepada angkatan darat Libia dan bukan pihak lain manapun.
Utusan khusus PBB untuk Libya, Bernardino Leon, memberitahu Dewan bahwa kelompok Islamis ISIS akan melakukan apapun untuk memperoleh kemajuan di dalam Libya.
“Masyarakat internasional harus bertindak dengan cepat untuk mengajukan strategi yang sangat jelas mengenai dukungan pada negara Libia dan usaha pemerintah persatuan nasional dalam memerangi ancaman terorisme yang meningkat,” kata Leon.
Libya telah dilanda kekerasan dan kekacauan politik sejak diktator Moammar Gadhafi digulingkan dan dibunuh tahun 2011.
Kaum ekstremis Islamis telah menguasai Tripoli dan membentuk parlemen terpisah, yang memaksa pemerintah yang diakui internasional mengungsi ke timur.
Pembicaraan perdamaian yang disponsori PBB untuk Libya akan dilanjutkan Kamis di Maroko.