Lima orang telah melarikan diri dari sebuah gedung di Sydney tempat seorang pria bersenjata tak dikenal menyandera sejumlah orang, diperkirakan sekitar 10 hingga 25 orang, dalam sebuah kafe, Senin pagi (15/12).
Tiga orang pertama melarikan diri enam jam setelah krisis penyanderaan dimulai dari jalan keluar darurat di Lindt Chocolate Cafe, pusat kota Sydney.
Tak lama kemudian, dua perempuan berlari dari kafe ke arah polisi yang bersenjata berat. Keduanya tampak mengenakan celemek kafe tersebut, menandakan mereka adalah pegawai.
Kantor-kantor di dekat restoran itu telah dievakuasi sebagai tindakan berjaga-jaga. Gedung Opera House yang hanya beberapa blok dari situ, juga dievakuasi.
Kepolisian Australia mengatakan bahwa para negosiator telah melakukan kontak dengan pria bersenjata yang menyandera orang-orang tersebut, namun menolak berspekulasi mengenai kemungkinan motivasinya.
Wakil Komisioner Kepolisian New South Wales Catherine Burn menolak mengatakan berapa banyak yang masih disandera di dalam kafe namun ia mengatakan "tidak sampai 30."
"Kami tidak mendapat informasi apapun yang mengindikasikan ada orang yang dilukai pada tahap ini," ujar Burn.
Komisioner Polisi New South Wales Andrew Scipione mengatakan polisi tidak tahu apa motivasi penembak tersebut dan menolak menyebut situasi itu aksi terorisme.
Siaran langsung televisi dari lokasi itu menunjukkan orang-orang di kafe itu dipaksa berdiri dekat jendela dan mengangkat tangan mereka. Sebuah bendera berwarna hitam dengan tulisan Bahasa Arab juga terlihat dari jendela kaca kafe itu.
Penyandera yang tampak melalui sebuah jendela, diperkirakan memakai kemeja putih dengan jaket hitam, dan membawa semacam senjata. Siaran televisi tersebut jug memperlihatkan polisi telah mengepung restoran itu dan menutup daerah tersebut.
PM Australia, Tony Abbott, mengatakan belum diketahui apa motif si penyandera, tetapi, imbuhnya, tindakan semacam itu hanyalah untuk menakut-nakuti orang, dan dia menganjurkan agar warga Australia tetap saja melakukan pekerjaan mereka sehari-hari seperti biasa.