Sebuah serangan udara di kawasan utara Irak telah membunuh setidaknya lima anggota militan pro Iran pada Minggu (3/12), ungkap seorang sumber dari pihak keamanan Irak, sehari setelah Baghdad memperingatkan Washington terkait sebuah serangan terhadap wilayahnya.
Penyergapan tersebut menarget sebuah lokasi yang digunakan oleh kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Hashed al-Shaabi, sebuah gabungan dari mantan anggota paramiliter yang diintegrasikan ke dalam militer regular Irak, kata seorang pejabat keamanan senior di provinsi Kirkuk, tanpa merinci siapa yang melancarkan serangan itu.
Para pejabat pertahanan di Baghdad mengatakan, sebuah drone menarget satu posisi dari kelompok al-Nujaba di area Dibis, dekat perbatasan wilayah otonomi Kurdi di Irak.
Serangan itu menyebabkan lima orang meninggal dan lima lainnya terluka, kata pejabat tersebut.
Polisi melaporkan penemuan puing-puing yang nampaknya berasal dari sebuah pesawat tak berawak di lokasi pengeboman.
Belum ada klaim yang dikeluarkan segera, yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Pada Minggu malam, Islamis Resistan Irak, sebuah formasi longgar dari kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Hashed al-Shaabi mengumumkan dalam sebuah pernyataan kematian dari lima orang martir.
Pernyataan itu mengatakan bahwa kelimanya meninggal dalam pertempuran dengan tentara pendudukan Amerika Serikat di Irak.
Amerika Serikat memimpin koalisi anti jihadis dan Pentagon tidak segera berkomentar terkait serangan udara ini.
Serangan itu muncul sehari setelah Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani mengatakan dalam pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, bahwa Baghdad menolak segala macam serangan di wilayah Irak, menurut sebuah pernyataan dari kantor Sudani.
Sudani juga mengatakan bahwa pemerintah Irak berkomitmen untuk memastikan keamanan dari gabungan penasehat internasional yang saat ini berada di Irak. [ns/jm]
Forum