Pihak berwenang di Pakistan mengatakan, Sabtu (13/1), bahwa sebuah bom yang dipasang di pinggir jalan meledak dekat konvoi militer di Provinsi Baluchistan di barat daya Pakistan. Akibat ledakan itu, lima tentara tewas.
Pernyataan dari Angkatan Darat Pakistan menyebutkan pengeboman fatal itu terjadi di tengah operasi kontraterorisme di distrik Kech yang berada di wilayah terpencil. Militer mengklaim pihaknya menewaskan "tiga teroris" dalam baku tembak sengit dalam operasi tersebut.
Kelompok pemberontak yang dikenal sebagai Front Pembebasan Baluchistan (Baluchistan Liberation Front/BLF) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. BLF adalah salah satu dari sejumlah kelompok pemberontak etnis Baluch yang merencanakan untuk menyerang pasukan keamanan Pakistan di provinsi itu. Mereka mengatakan bahwa mereka berjuang untuk kemerdekaan Baluchistan.
Sebelumnya pada Sabtu (13/1), militer Pakistan mengatakan pihaknya membunuh empat orang militan termasuk dua komandan kunci, dalam operasi kontraterorisme terpisah di provinsi barat laut Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Kedua provinsi Pakistan itu berbatasan dengan Afghanistan dan akhir-akhir ini mengalami serangan pemberontakan hampir setiap hari. Serangan-serangan itu terutama menarget pasukan keamanan.
Kekerasan itu kebanyakan diklaim oleh kelompok militan Tehrik-i-Taliban Pakistan yang sudah dilarang dan para pemberontak Baluch. Kelompok yang terafiliasi ISIS di wilayah itu, yang dikenal sebagai Islamic State (IS)-Khorasan, juga aktif di Baluchistan dan Khyber Pakhtunkhwa.
Serangan-serangan militan menewaskan sekitar 500 pasukan keamanan dan hampir 500 warga sipil di Pakistan selama 2023. Para pemimpin Pakistan mengatakan pertumpahan darah kerap dilakukan oleh para komandan dan kombatan TTP yang buron dari tempat perlindungan mereka di Afghanistan.
Pemerintah de facto Taliban yang berkuasa di Afghanistan yang juga dilanda konflik membantah tuduhan itu. Mereka mengatakan tidak mengizinkan siapa pun untuk mengancam Pakistan atau negara-negara lainnya. [ft]