Lima orang tewas di ibukota Irak Senin (29/8) setelah seorang ulama Syiah yang berposisi kuat mengumumkan akan undur diri dari politik, menyebabkan bentrokan antara pengikutnya dan kelompok politik pesaingnya.
Polisi dan petugas medis mengatakan paling sedikit 19 lainnya cedera dalam kekerasan menyusul pengumuman dari ulama Syiah Muqtada al-Sadr.
Pengikut ulama ini bentrok di Zona Hijau dengan pendukung dari blok Syiah pesaingnya, Kerangka Kerja Koordinasi yang pro Iran. Pendukung al-Sadr juga menyerang gedung pemerintah.
Pihak militer Irak mengumumkan jam malam di seluruh negara itu mulai dari jam 3:30 sore dan menyerukan kepada pemrotes untuk meninggalkan Zona hijau, pusat kehadiran diplomat internasional di Baghdad.
Kekerasan pecah beberapa jam setelah al-Sadr mengumumkan dirinya mundur dari politik karena kemacetan politik di negara itu.
Ulama itu memenangkan sebagian besar kursi parlemen dalam pemilihan Oktober, tetapi tidak mencapai mayoritas. Dia menarik semua anggotanya dari parlemen pada Juni setelah menolak untuk membentuk pemerintahan koalisi dengan pesaingnya yang juga Syiah namun didukung oleh Iran.
Al Sadr menuntut agar seluruh parlemen dibubarkan dan pemilihan dini diselenggarakan.
Kemacetan itu telah menyebabkan ketidakpastian politik dan kerusuhan di negara itu. [jm/ka]
Forum