Maskapai penerbangan Lion Air pada Kamis (27/11) menandatangani pemesanan 40 pesawat jenis 72-600 dengan rodusen pesawat terbang Eropa, ATR, yang nilainya mencapai hampir US$1 miliar berdasarkan harga-harga katalog.
Kontrak tersebut membuat jumlah ATR 72-600 yang dipesan Lion Air mencapai 100, menjadikan maskapai itu klien terbesar pembuat pesawat terbang tersebut.
"Kontrak ini sangat penting untuk kita," ujar Perdana Menteri Italia Matteo Renzi usai penandatanganan, menambahkan bahwa hal itu akan membantu kebangkitan industri Italia.
ATR dimiliki bersama pembuat pesawat Eropa Airbus Group dan grup industri Italia, Finmeccania.
Perusahaan tersebut merupakan yang terdepan dalam pembuatan pesawat penumpang regional berbaling-baling, namun telah lama mengalami kesulitan keuangan.
Rusdi Kirana, kepala eksekutif Lion Air, sebelumnya mengatakan pesawat berpenumpang 72 orang itu cocok untuk wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan bandara-bandara kecil dan jalur pendaratan yang pendek, seperti dikutip laman berita Bisnis.com.
"Ini pesawat modern dengan penggunaan bahan bakar ekonomis," ujarnya.
Ia mengatakan 40 pesawat baru tersebut akan dikirim antara 2017 dan 2019.
Maskapai itu hanya memiliki satu pesawat 13 tahun yang lalu namun melesat di peta internasional dengan melakukan pemesanan terbesar di dunia yaitu 230 pesawat Boeing 737 bernilai $22,4 miliar. Pada Maret 2013, Lion memesan 234 Airbus A320 senilai $22,9.
Transportasi pesawat penumpang telah tumbuh rata-rata 20 persen atau lebih per tahun di Indonesia. (AFP)