Pemadaman listrik di seluruh Venezuela selama seminggu terakhir ini menimbulkan kerugian besar bagi para pebinis, bukan karena anjloknya tingkat pembelian, tetapi karena penjarahan.
Toko roti, toko daging, toko peralatan rumah tangga, pusat perbelanjaan, hotel dan apotik adalah sebagian dari ratusan bisnis di kota Maracaibo, kota kedua terbesar di Venezuela, yang habis dijarah dan dirusak massa.
Belum ada laporan tentang terjadinya kerusuhan lebih jauh di Maracaibo hari Rabu ini (13/3). Namun antrian mengular di luar toko-toko yang tidak dijarah, ketika warga berupaya membeli makanan. Tetapi para pebisnis mengatakan kehancuran kehidupan komersil di kota itu, yang tidak terjadi di daerah-daerah lain di Venezuela, akan menyulitkan upaya mereka menyediakan kebutuhan pokok warga.
Ricardo Acosta, Wakil Presiden Asosiasi Bisnis di barat daya negara bagian Zulia, mengatakan “ini benar-benar gila.” Ditambahkannya, para pelaku menjarah sebuah pabrik rokok dan bahkan mencuri perabotan dari sebuah gereja selama aksi penjarahan hari Senin (11/3) dan Selasa (12/3). Diperkirakan sekitar 500 toko dijarah, ujarnya.
Pemadaman listrik sejak 7 Maret lalu telah menimbulkan kekacauan di seluruh Venezuela, membuat banyak pipa air, layanan telfon dan internet bagi jutaan orang sama sekali tidak berfungsi. Jutaan warga juga berjuang mengatasi kelangkaan pangan dan obat-obatan di tengah hiperinflasi yang meluluhlantakkan perekonomian negara itu.
Pemadaman listrik ini memperparah konflik politik antara pemimpin kelompok oposisi Juan Guaido – yang menuduh korupsi dan ketidakmampuan pemerintah sebagai penyebab pemadaman listrik, dengan Presiden Nicolas Maduro – yang menuduh Amerika dan Guaido yang menyabot jaringan listrik.
Otorita berwenang Venezuela mengatakan telah membuat kemajuan signifikan untuk memulihkan aliran listrik, meskipun hingga hari Rabu (13/3) sejumlah daerah masih gelap gulita. [em]