Berawal dari kencan buta, hubungan antara Pangeran Harry dan aktris Meghan Markle semakin serius, setelah keduanya terlihat tampil bersama bergandengan tangan di depan umum pada September. Dua bulan kemudian, pasangan ini bertunangan.
Jalan Markle menuju kerajaan dimulai di Los Angeles.
Di kota ini, dia mengenyam pendidikan di sebuah sekolah Katolik.
Salah seorang guru sekolahnya kagum dengan perjalanan karier Markle.
"Saya memperlihatkan pidato Markle di hadapan PBB kepada siswa-siswa di kelas, sebelum dia bertunangan dengan Pangeran Harry, karena dia adalah alumni yang memiliki karier cemerlang, sangat sukses, tapi tidak pernah lupa untuk beramal,” kata Christine Knudsen, Ketua Pelajaran Teologi di sekolah Immaculate Heart tempat Markle belajar.
Tapi Christine mengatakan kepercayaan diri Markle lah yang membuatnya menonjol.
"Bukannya mengeluhkan sesuatu, dia memikirkan bagaimana bisa melakukan perubahan,” kata Christine.
Seorang guru lain, Maria Pollia, mengatakan Pangeran Harry beruntung mendapatkan Markle.
"Hal pertama yang muncul di benak saya, betapa beruntungnya Pangeran Harry,” kata Maria Pollia, guru agama di sekolah itu.
Markle, yang telah membintangi sejumlah acara TV, memulai debutnya di auditorium sekolah ini. Dia dikenal sebagai siswi yang bersinar di panggung dan sering meluangkan waktu untuk membantu warga yang membutuhkan.
Pollia membantu Markle mengatasi rasa malu dan mendorongnya untuk menjadi relawan membagikan makanan di pemukiman miskin.
"Yang berkesan bagi saya mengenai Meghan adalah kegiatan amalnya dengan tuna wisma di Skid Row. Dia tidak hanya membagikan makanan, dia juga berupaya mengenal nama mereka dan mendengar kisah mereka,” kata Maria menambahkan.
Almamaternya berencana mengadakan pesta minum teh untuk merayakan transformasi Markle dari pelajar ke bintang TV sampai menjadi anggota keluarga kerajaan pada 19 Mei.
Acara menonton royal wedding lewat TV itu diperkirakan akan dihadiri banyak guru, bekas teman sekolah serta para penggemarnya. [vm]