Sejumlah LSM Amerika mengkritik pemerintah Amerika yang menunda dilanjutkannya bantuan pangan skala besar kepada Korea Utara. Mereka memperingatkan bahwa bila bantuan tersebut tidak disalurkan dalam 6 hingga 9 bulan mendatang, banyak rakyat miskin di negara Komunis itu bisa mati kelaparan.
Lima LSM, yang berkantor pusat di Amerika, memperingatkan adanya potensi krisis kemanusiaan bila pemerintah Amerika tidak melanjutkan bantuan pangan ke Korea Utara.
Beberapa bulan lalu, kelima LSM itu merekomendasikan program bantuan pangan untuk sebagian penduduk Korea Utara yang dianggap paling berisiko – yaitu perempuan dan anak-anak. Akan tetapi, hingga kini kelompok LSM itu belum mendapat respon dari Washington.
Bulan ini, dengan disponsori pemerintah Amerika, delegasi LSM tersebut mengunjungi sejumlah provinsi pertanian yang kaya di Korea Utara tapi dilanda banjir beberapa waktu lalu. Setelah kunjungan itu, mereka menyimpulkan kesehatan dan ketahanan pangan di negara itu memburuk.
Kenneth Isaacs, Wakil Presiden Program Pangan dan Hubungan Pemerintah dari salah satu LSM itu, Samaritan’s Purse – LSM bantuan Kristen yang berkantor di negara bagian North Carolina, menyatakan pendapatnya.
“Meluasnya kekurangan gizi akut, dan kecepatan penyebarannya, sangat memprihatinkan. Menurut kami, kalau tidak ada bantuan dalam 6 hingga 9 bulan mendatang, banyak orang akan mati,” papar Isaaacs.
Menurut kelompok LSM itu, jutaan rakyat Korea Utara bisa terperangkap dalam apa yang mereka sebut “konfrontasi politik”.
Isaacs menduga salah satu alasan penundaan pengiriman bantuan pangan adalah tekanan Korea Selatan kepada Amerika.
Isaacs mengatakan, “Kami belum mendapat laporan apa pun, apalagi mendengar kontradiksi atau tantangan terhadap penilaian kami atau penilaian World Food Program. Jadi, saya tidak begitu tahu apa yang terjadi dengan pemerintah Amerika dan bagaimana mereka memperhitungkan segala sesuatu. Tampaknya, ini terkait dengan keinginan pemerintah Korea Selatan atau ketidakinginan mereka untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Korea Utara.”
Kepada VOA, Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan kepentingan politik dan kemanusiaan harus menjadi pertimbangan dalam membuat keputusan mengenai kelanjutan bantuan pangan skala besar.
Rajiv Shah, Administrator Badan Pembangunan Internasional Amerika (USAID), seperti dikutip Reuters, pekan lalu mengungkapkan Amerika tidak akan melanjutkan bantuan pangan ke Korea Utara sampai pemerintah Korea Utara berjanji tidak akan mengalihkan pengiriman di masa depan untuk mereka sendiri.
Shah menegaskan belum ada jaminan semacam itu dari Korea Utara meskipun telah dilakukan pembahasan berkali-kali.
Pemerintah Amerika menghentikan bantuan pangan untuk Korea Utara tahun 2008 karena pertentangan mengenai pengawasan pasokan bantuan itu.