Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengajak para investor China untuk memperbesar investasi di Indonesia. Selama beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami banyak kemajuan, terutama dari sisi perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi yang stabil di angka lima persen, di dukung dengan fundamental ekonomi yang baik, serta peningkatan kemudahan berbisnis di Indonesia sudah pasti, menurut Luhut menjadi daya tarik investor asing, termasuk China untuk lebih banyak mengembangkan investasinya di Indonesia.
Meski begitu, Luhut ingin agar investasi antara China dan Indonesia, ke depan lebih saling menguntungkan dan harus mengandung lebih banyak nilai tambah dan alih-teknologi.
"Pada prinsip saling menguntungkan, makanya mereka (China) investasi ke indonesia atau siapa pun, kita tidak ingin hanya investasi untuk ambil raw material, kita harus melihat nilai tambah. Kita harus melihat investasi dengan teknologi yang ramah lingkungan. Dia harus menggunakan labor indonesia sebanyak mungkin. Dia harus transfer teknologi," jelasnya.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Seminar Lima Tahun Kerjasama Strategis dan Komprehensif Indonesia-China di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (27/11).
Luhut menjelaskan selama tiga tahun terakhir, pemerintah Indonesia dan China telah bekerja sama dengan cukup intens dan baik. Hal tersebut dilihat dari proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung yang merupakan simbol kerjasama antara Indonesia dengan China. Dan kini muncul pertimbangan untuk memperluas kerjasama kedua negara dengan membuat kereta api cepat ke Surabayadan kota lainnya yang diharapkan akan terealisasi dalam waktu 20 tahun ke depan.
Meskipun China merupakan partner yang sangat penting, Luhut menepis anggapan bahwa ekonomi Indonesia bergantung kepada China. Dia mengatakan, bahwa Indonesia terbuka kepada investor dari negara mana pun untuk bisa berinvestasi di Indonesia.
"Tidak pernah kita bergantung pada ekonomi China. Kita tidak pernah tergantung sama satu negara, tidak pernah. Kita yang mengatur diri kita sepanjang empat kriteria itu bisa terpenuhi. Jadi tidak ada negara mana pun yang bisa mendikte Indonesia. Saya ingin make it clear," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, President China Chamber of Commerce in Indonesia (Kamar Dagang Cina di Indonesia), Gong Bencai, mengatakan bahwa Indonesia merupakan mitra yang sangat penting bagi China. Menurutnya, hubungan diplomatik dan dagang yang telah berjalan dengan baik, khususnya dalam lima tahun terakhir ini, menunjukkan bahwa China tidak bisa meninggalkan Indonesia, dan begitu juga sebaliknya.
Kerja sama ekonomi yang telah terukir dengan baik selama ini, kata Gong,akan menjadikan kerja sama ini terjalin lebih luas, tidak hanya di sektor ekonomi saja, akan tetapi juga dalam sektor budaya. Karena menurutnya, ada persamaan budaya antara Indonesia dan China.
"Indonesia dan China dalam hubungan diplomatik sangat komprehensif sehingga menjadikan keduanya merupakan partner yang strategis. Dalam hal ekonomi juga sama, karena kita mempunyai hubungan yang baik. Banyak sekali perusahaan Chinadatang ke Indonesia, dan sebaliknya. Jadi setelah 50 tahun. Indonesia tidak bisa meninggalkan China dan juga sebaliknya. Sekarang kita memelihara hubungan baik dalam sektor ekonomi, dan menurut saya ke depan akan terjalin kerja sama yang lebih luas seperti kerjasama budaya dan juga pendidikan," kata Gong.
Menurutnya, saat ini banyak pelajar Indonesia yang menimba ilmu di negeri tirai bambu tersebut, sehingga ketika mereka kembali ke Indonesia akan membawa filosofi serta pengetahuan teknologi yang lebih luas lagi kedepannya yang diharapkan bisa memberikan sumbangsih kemajuan bagi Indonesia.
Sementara itu, menyoroti perang dagang dengan Amerika Serikat, Gong menegaskan bahwa pemerintahnya tidak ingin memperpanjang masalah dengan negara adi daya itu dan hanya ingin memusatkan perhatian pada upaya serius menjaga stabilitas perekonomian negara itu tanpa menimbulkan masalah dengan negara mana pun.
Menurutnya kedua negara pada saat ini telah lelah untuk “berkelahi” satu sama lainnya. Gong mengatakan China dan Amerika Serikat harus duduk bersama dengan kepala dingin untuk membicarakan hubungan bisnis antar kedua negara, dan dia percaya bahwa situasi ini akan berubah ke depannya.
Berdasarkan data, investasi China (termasuk Hong Kong) di Indonesia pada 2017 adalah sekitar 5,5 miliar dolar Amerika Serikat, menjadikan China sebagai mitra dagang terbesar kedua bagi Indonesia. [gi/em]