Tautan-tautan Akses

MA Iran Dukung Hukuman Mati Bagi Jurnalis Ruhollah Zam


Jurnalis Iran Ruhollah Zam dalam sidang di pengadilan Teheran, Iran, 2 Juni 2020. (Foto: dok).
Jurnalis Iran Ruhollah Zam dalam sidang di pengadilan Teheran, Iran, 2 Juni 2020. (Foto: dok).

Mahkamah Agung Iran mendukung hukuman mati bagi jurnalis yang pernah mengasingkan diri karena pekerjaannya yang membantu menginspirasi protes ekonomi nasional tiga tahun lalu, kata sebuah media Iran, Selasa (8/12).

Kantor berita setengah resmi Tasnim mengutip Juru Bicara Mahkamah Agung Gholamhossein Esmaili yang mengatakan bahwa pengadilan tertinggi negara itu mendukung hukuman mati bagi Ruhollah Zam. Tidak jelas kapan tepatnya Mahkamah Agung membuat keputusan itu.

Tidak jelas juga kapan hukuman Zam akan dilaksanakan. Di bawah hukum Iran, Zam memiliki sebuah peluang lagi untuk mengajukan banding, dan kepala kehakiman memiliki kekuasaan untuk membatalkan putusan tersebut dan memerintahkan persidangan ulang jika menurutnya hal itu melanggar hukum Syariah.

Pada bulan Juni, sebuah pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada Zam, dengan mengatakan ia telah dihukum karena melakukan “korupsi di Bumi'', tuduhan yang sering digunakan dalam kasus-kasus yang melibatkan spionase atau upaya untuk menggulingkan pemerintah Iran.

Situs web Zam dan sebuah akun yang dibuatnya di aplikasi layanan pesan populer Telegram telah menjadi sumber informasi memalukan tentang para pejabat Iran, dan aksi-aksi demonstrasi.

Aksi-aksi demonstrasi yang dimulai pada akhir 2017 tersebut merupakan tantangan terbesar bagi Iran sejak protes Gerakan Hijau 2009 dan memicu kerusuhan massal serupa pada November tahun lalu.

Pemicu awal protes 2017 adalah lonjakan harga pangan yang terjadi secara tiba-tiba. Banyak pihak meyakini, para penentang garis keras Presiden Iran Hassan Rouhani sengaja menghasut demonstrasi-demonstrasi awal di kota konservatif Masyhad di Iran Timur, dalam usaha mereka mengarahkan kemarahan publik pada presiden. Tetapi belakangan, setelah aksi protes menyebar dari kota ke kota, reaksi yang terjadi adalah perlawanan rakyat terhadap seluruh penguasa Iran.

Tak lama setelah aksi protes menyebar, seruan-seruan langsung yang mempersoalkan Rouhani dan bahkan Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei bisa terdengar di video online yang disebarkan oleh Zam. Akun Telegram Zam juga menyebarkan informasi waktu dan rincian aksi-aksi protes tersebut.

Telegram menutup akun tersebut setelah pemerintah Iran mengeluhkan bahwa akun itu menyebarkan informasi tentang cara membuat bom bensin. Akun tersebut belakangan berlanjut dengan nama yang berbeda.

Zam, yang mengatakan dia melarikan diri dari Iran setelah dituduh bekerja dengan dinas intelijen asing, membantah menghasut terjadinya kekerasan melalui Telegram pada saat itu.

Detail penangkapan Zam hingga kini masih belum jelas. Meskipun ia sekarang tinggal di Paris, Zam, entah bagaimana, kembali ke Iran dan ditahan oleh dinas intelijen Iran. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG