Madonna bermaksud baik dengan menampilkan penggalan video aksi penembakkan di sebuah kub malam dalam video musik terbarunya untuk mendukung gerakan reformasi undang-undang senjata di Amerika. Namun, rupanya, niat baik Madonna itu justru dinilai seperti menghidupkan kembali pengalaman mengerikan para penyintas insiden penembakan massal di Amerika.
Dalam video musik "God Control" yang dirilis Juni lalu, Madonna sempat menghadirkan penggalan video aksi penembakan massal di Klub malam Pulse di Florida pada 2016. Tujuan Madonna, tampilan aksi kekerasan itu akan menggalang dukungan para penggemarnya dalam kampanye reformasi UU senjata.
Namun rupanya keputusan Madonna itu malah menuai kecaman. Seorang penyintas tragedi penembakan massal di SMA Marjory Stoneman Douglas, Emma Gonzalez, video musik itu justru menghidupkan kembali pengalaman traumatis yang dialaminya pada 2018. Gonzales mengatakan, video musik itu bukan cara benar untuk membicarakan kekerasan bersenjata.
Gonzales mengatakan, jika Madonna ingin mendukung reformasi UU senjata, ia seharusnya berbicara kepada para korban dan mendengarkan langsung pengalaman mereka dari para penyintasnya. Ia juga mengimbau Madonna untuk memberikan sumbangan signifikan pada organisasi-organisasi yang memperjuangkan usaha itu.
Namun tak sedikit yang mendukung video musik Madonna. Banyak di antara mereka mengatakan, video itu justru bisa menyadarkan banyak orang mengenai bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh kepemilikan senjata api. [mg/ab]
Sumber: E!Online