CYPRESS, TEXAS —
Seorang mahasiswa yang mengatakan pada polisi bahwa selama bertahun-tahun ia telah berfantasi menusuk orang sampai mati, Selasa (9/4) dikenakan tuduhan melakukan serangan dari gedung ke gedung di sebuah universitas di Texas yang melukai sedikitnya 14 orang, banyak diantaranya ditikam di wajah dan leher.
Kantor Sheriff Harris County mengeluarkan pernyataan bahwa Dylan Quick, 20, menggunakan sejenis pisau cukur, dan ia memberitahu para penyidik bahwa ia telah merencanakan serangan di kampus pinggiran kota Houston tersebut dalam beberapa waktu terakhir. Dua korban ada dalam keadaan kritis Selasa larut malam.
Potongan pisau ditemukan pada setidaknya satu korban, menurut kantor sheriff tersebut. Patahan pisau juga ditemukan di lokasi tempat penusukan berlangsung di kampus Lone Star Community College di Cypress, dan pegangan pisau ditemukan di sebuah ransel yang dibawa Quick ketika ditangkap.
Quick dikenakan tuduhan Selasa malam dengan tiga kasus serangan parah. Ia dijadwalkan muncul dalam persidangan pertama Kamis.
Pihak berwenang terlihat memasuki rumah orangtua Quick di lingkungan kelas menengah di Houston Selasa malam. Tidak ada yang membuka pintu atau menjawab telepon di rumah itu, tempat dua kendaraan diparkir, termasuk mobil Honda Accord dengan plat nomor “DYLAN.”
“Saya tidak dapat membayangkan apa yang terjadi pada pemuda itu sampai ia bisa berbuat demikian. Ia sangat normal,” ujar Magdalena Lopez, 48, yang tinggal di seberang rumah keluarga Quick dan bertetangga dengan mereka selama 15 tahun.
Quick, ujarnya, selalu menyapanya dan keluarganya. Pemuda itu tuli, menurut Lopez, dan ada rambu jalan “Anak Tuna Rungu di Wilayah Ini,” dipasang di kompleks itu untuk memperingatkan para pengemudi akan kondisinya.
“Saya tidak percaya ia melakukannya,” ujar Lopez.
Penikaman itu mulai pada 11.20 pagi, dan para mahasiswa menggambarkannya sebagai peristiwa berdarah.
Diante Cotton, 20, mengatakan ia sedang duduk di kantin dengan beberapa teman ketika seorang gadis masuk kantin sambil memegang lehernya dan berteriak, “Ia menikam orang! Ia menikam orang!”
Cotton mengatakan tidak dapat melihat luka gadis itu, tapi ia dan kawan-kawannya segera pergi keluar dan melihat setengah lusin orang terluka di wajah dan lehernya sedang diangkut oleh ambulans dan helikopter medis.
Michelle Alvarez memberitahu Houston Chronicle bahwa ia melihat penyerang berlari ke arah para mahasiswa/mahasiswi dan mencoba kabur. Ia tidak merasa ketika terkena sabetan pisau.
Sheriff Harris County Adrian Garcia mengatakan ketika panggilan darurat sampai ke kantornya, ada indikasi bahwa “para mahasiswa atau staff universitas secara aktif mencoba mengamankan individu ini.”
Beberapa tetangga keluarga Quick yang lain menggambarkannya sebagai anak yang ramah, pendiam, dan tidak agresif. Ia kelihatannya tidak memiliki banyak teman, dan sebagian besar waktunya dihabiskan di rumah kecuali jika orangtuanya sedang berkebun.
Serangan itu terjadi tiga bulan setelah terjadi penembakan yang melukai dua orang di kampus Lone Star yang lain. (AP/Ramit Plushnick-Masti dan Juan A. Lozano)
Kantor Sheriff Harris County mengeluarkan pernyataan bahwa Dylan Quick, 20, menggunakan sejenis pisau cukur, dan ia memberitahu para penyidik bahwa ia telah merencanakan serangan di kampus pinggiran kota Houston tersebut dalam beberapa waktu terakhir. Dua korban ada dalam keadaan kritis Selasa larut malam.
Potongan pisau ditemukan pada setidaknya satu korban, menurut kantor sheriff tersebut. Patahan pisau juga ditemukan di lokasi tempat penusukan berlangsung di kampus Lone Star Community College di Cypress, dan pegangan pisau ditemukan di sebuah ransel yang dibawa Quick ketika ditangkap.
Quick dikenakan tuduhan Selasa malam dengan tiga kasus serangan parah. Ia dijadwalkan muncul dalam persidangan pertama Kamis.
Pihak berwenang terlihat memasuki rumah orangtua Quick di lingkungan kelas menengah di Houston Selasa malam. Tidak ada yang membuka pintu atau menjawab telepon di rumah itu, tempat dua kendaraan diparkir, termasuk mobil Honda Accord dengan plat nomor “DYLAN.”
“Saya tidak dapat membayangkan apa yang terjadi pada pemuda itu sampai ia bisa berbuat demikian. Ia sangat normal,” ujar Magdalena Lopez, 48, yang tinggal di seberang rumah keluarga Quick dan bertetangga dengan mereka selama 15 tahun.
Quick, ujarnya, selalu menyapanya dan keluarganya. Pemuda itu tuli, menurut Lopez, dan ada rambu jalan “Anak Tuna Rungu di Wilayah Ini,” dipasang di kompleks itu untuk memperingatkan para pengemudi akan kondisinya.
“Saya tidak percaya ia melakukannya,” ujar Lopez.
Penikaman itu mulai pada 11.20 pagi, dan para mahasiswa menggambarkannya sebagai peristiwa berdarah.
Diante Cotton, 20, mengatakan ia sedang duduk di kantin dengan beberapa teman ketika seorang gadis masuk kantin sambil memegang lehernya dan berteriak, “Ia menikam orang! Ia menikam orang!”
Cotton mengatakan tidak dapat melihat luka gadis itu, tapi ia dan kawan-kawannya segera pergi keluar dan melihat setengah lusin orang terluka di wajah dan lehernya sedang diangkut oleh ambulans dan helikopter medis.
Michelle Alvarez memberitahu Houston Chronicle bahwa ia melihat penyerang berlari ke arah para mahasiswa/mahasiswi dan mencoba kabur. Ia tidak merasa ketika terkena sabetan pisau.
Sheriff Harris County Adrian Garcia mengatakan ketika panggilan darurat sampai ke kantornya, ada indikasi bahwa “para mahasiswa atau staff universitas secara aktif mencoba mengamankan individu ini.”
Beberapa tetangga keluarga Quick yang lain menggambarkannya sebagai anak yang ramah, pendiam, dan tidak agresif. Ia kelihatannya tidak memiliki banyak teman, dan sebagian besar waktunya dihabiskan di rumah kecuali jika orangtuanya sedang berkebun.
Serangan itu terjadi tiga bulan setelah terjadi penembakan yang melukai dua orang di kampus Lone Star yang lain. (AP/Ramit Plushnick-Masti dan Juan A. Lozano)