Pihak berwenang kesehatan di Vaud, Swiss, mengeluarkan perintah karantina bagi sekitar 2.500 mahasiswa sebuah sekolah tinggi manajemen perhotelan dan pariwisata bergengsi di Lausanne setelah munculnya sejumlah klaster COVID-19 yang diduga berasal dari sejumlah pesta yang digelar di luar kampus.
Perintah karantina itu berlaku bagi para mahasiswa yang tinggal di dalam atau luar kampus Ecole Hoteliere de Lausanne, atau Universitas Manajemen Perhotelan dan Pariwisata Lausanne.
“Penyelidikan awal menunjukkan, asal muasal wabah ini adalah karena satu atau lebih pesta yang dihadiri sejumlah mahasiswa,” kata sebuah pernyataan yang dirilis kantor pemerintah daerah Vaud. Pesta-pesta itu diduga berlangsung sebelum pemerintah setempat memberlakukan sejumlah pembatasan terkait wabah virus corona mulai 15 September lalu.
Pihak manajemen sekolah telah mengambil sejumlah langkah yang perlu untuk memastikan proses pendidikan terus berlangsung secara daring, kata pernyataan itu. Juru bicara universitas itu, Sherif Mamdouh, mengatakan, situasinya tidak ideal namun perguruan tinggi tersebut telah mengambil langkah-langkah pencegahan dalam beberapa bulan terakhir. Ia mengatakan, 11 mahasiswa telah teruji positif namun tidak satupun di antara mereka memerlukan perawatan rumah sakit.
Mamdouh mengatakan perintah karantina itu berlaku pada sekitar 2.500 mahasiswa S-1. Universitas itu sendiri memiliki sekitar 3.500 pelajar, termasuk mereka yang sedang mengikuti pendidikan pascasarjana.
WHO dan pihak-pihak berwenang urusan kesehatan di berbagai penjuru dunia memperingatkan bahwa anak muda -- yang cenderung memiliki gejala COVID-19 yang ringan dibandingkan dengan kelompok-kelompok usia yang lebih tua – merupakan penyebar utama wabah virus corona dalam beberapa pekan terakhir, khususnya di Eropa. [ab/uh]