Mahkamah kejahatan perang PBB telah menyatakan enam tokoh politik dan militer Bosnia-Kroasia bersalah atas dakwaan pembunuhan, pemerkosaan dan pengusiran warga Muslim dari Bosnia pada waktu Yugoslavia bubar pada tahun 1990-an.
Para hakim di Mahkamah Kejahatan Internasional bagi bekas Yugoslavia juga menyatakan bahwa para pemimpin Kroasia, termasuk di antaranya mendiang Presiden Kroasia Franjo Tudjman, terlibat dalam rencana membentuk negara mini Kroasia di Bosnia.
Mahkamah menyatakan pembunuhan, perkosaan dan deportasi itu bukan tindakan acak dari sejumlah tentara yang membangkang, tetapi merupakan bagian dari suatu rencana untuk selama-lamanya mengeluarkan warga Muslim dari wilayah di Bosnia yang diklaim warga Bosnia-Kroasia.
Keenam terdakwa dijatuhi hukuman antara 10 dan 25 tahun. Hukuman paling lama dijatuhkan bagi Jadranko Prlic, yang memimpin Herceg-Bosna, yang ia proklamirkan sebagai republik Kroasia di wilayah Bosnia.
Pengadilan juga mendapati mereka bertanggungjawab menghancurkan jembatan berusia satu abad di Mostar. Pengeboman jembatan itu menjadi simbol banyak aksi perusakan kultural yang dilakukan semasa konflik di Balkan.
Para hakim di Mahkamah Kejahatan Internasional bagi bekas Yugoslavia juga menyatakan bahwa para pemimpin Kroasia, termasuk di antaranya mendiang Presiden Kroasia Franjo Tudjman, terlibat dalam rencana membentuk negara mini Kroasia di Bosnia.
Mahkamah menyatakan pembunuhan, perkosaan dan deportasi itu bukan tindakan acak dari sejumlah tentara yang membangkang, tetapi merupakan bagian dari suatu rencana untuk selama-lamanya mengeluarkan warga Muslim dari wilayah di Bosnia yang diklaim warga Bosnia-Kroasia.
Keenam terdakwa dijatuhi hukuman antara 10 dan 25 tahun. Hukuman paling lama dijatuhkan bagi Jadranko Prlic, yang memimpin Herceg-Bosna, yang ia proklamirkan sebagai republik Kroasia di wilayah Bosnia.
Pengadilan juga mendapati mereka bertanggungjawab menghancurkan jembatan berusia satu abad di Mostar. Pengeboman jembatan itu menjadi simbol banyak aksi perusakan kultural yang dilakukan semasa konflik di Balkan.