BELGIA —
Para legislator Belgia telah memberlakukan hak untuk mengakhiri hidup anak yang sakit parah menjelang maut, tanpa mempertimbangkan usia mereka. Sebagian rakyat Belgia menyetujui keputusan itu, tapi ada juga yang sangat marah.
RUU yang disahkan Majelis Rendah Parlemen Belgia memungkinkan semua anak yang sakit parah dan sangat kesakitan untuk meminta euthanasia jika diijinkan orang tua mereka.
Beberapa negara mengijinkan euthanasia untuk orang dewasa. Di Belanda, batas usia adalah atas 12 tahun. Tapi saat Raja Belgia menandatangani RUU euthanasia itu, negaranya akan menjadi pertama di dunia yang menghapus batasan umur untuk praktik tersebut. Reaksi di Belgia mulai dari setuju sampai sangat marah.
Valeri Maus, penduduk Brussels mendukung keputusan tersebut. "Saya pikir UU itu sangat berguna. Ini terjadi di Belanda, di Swiss, dan saya pikir itu telah berkembang," katanya.
Para penentang mengatakan anak-anak tidak mampu membuat keputusan demikian. Menurut mereka, UU ini peka dan berisiko, karena berbicara tentang anak-anak yang mungkin belum tentu bebas mengekspresikan pikiran mereka.
Ada juga warga yang merasa ngeri membayangkan gagasan untuk mengakhiri hidup seorang anak. "Ini merupakan ide yang mengerikan. Bagi saya hal itu harus benar-benar dilarang. Begitu pendapat saya," kata Regine de Wolf, seorang pensiunan di Belgia.
Orang tua, dokter dan psikiater harus sepakat sebelum keputusan dibuat. Beberapa dokter telah memprotes RUU itu dengan mengatakan bahwa obat modern bisa mengurangi rasa sakit. Sonja Becq adalah salah seorang dari 44 anggota parlemen yang menentang UU itu. Dua belas lainnya abstain.
Karine Lalieux adalah satu diantara 86 legislator yang menyetujui RUU itu. "Tidak ada pertanyaan di sini yang memaksakan euthanasia pada siapa pun, pada setiap anak, pada setiap keluarga, tetapi untuk memberikan kemungkinan bagi anak agar tidak menderita tanpa henti," jelasnya.
Belgia memberlakukan euthanasia untuk orang dewasa lebih dari 12 tahun yang lalu, sebagai hak untuk meninggal dengan bermartabat. Michel Ghins, salah seorang pendiri kelompok yang berjuang untuk menghentikan euthanasia, mengatakan Belgia harus menjadi peringatan bagi negara-negara lain yang mempertimbangkan legalisasi praktek tersebut.
Pemimpin gereja Belgia menyebut UU itu tidak bermoral. Namun mayoritas warga Belgia yang kebanyakan beragama Katolik tampaknya mendukung hak untuk meninggal dengan bermartabat itu.
RUU yang disahkan Majelis Rendah Parlemen Belgia memungkinkan semua anak yang sakit parah dan sangat kesakitan untuk meminta euthanasia jika diijinkan orang tua mereka.
Beberapa negara mengijinkan euthanasia untuk orang dewasa. Di Belanda, batas usia adalah atas 12 tahun. Tapi saat Raja Belgia menandatangani RUU euthanasia itu, negaranya akan menjadi pertama di dunia yang menghapus batasan umur untuk praktik tersebut. Reaksi di Belgia mulai dari setuju sampai sangat marah.
Valeri Maus, penduduk Brussels mendukung keputusan tersebut. "Saya pikir UU itu sangat berguna. Ini terjadi di Belanda, di Swiss, dan saya pikir itu telah berkembang," katanya.
Para penentang mengatakan anak-anak tidak mampu membuat keputusan demikian. Menurut mereka, UU ini peka dan berisiko, karena berbicara tentang anak-anak yang mungkin belum tentu bebas mengekspresikan pikiran mereka.
Ada juga warga yang merasa ngeri membayangkan gagasan untuk mengakhiri hidup seorang anak. "Ini merupakan ide yang mengerikan. Bagi saya hal itu harus benar-benar dilarang. Begitu pendapat saya," kata Regine de Wolf, seorang pensiunan di Belgia.
Orang tua, dokter dan psikiater harus sepakat sebelum keputusan dibuat. Beberapa dokter telah memprotes RUU itu dengan mengatakan bahwa obat modern bisa mengurangi rasa sakit. Sonja Becq adalah salah seorang dari 44 anggota parlemen yang menentang UU itu. Dua belas lainnya abstain.
Karine Lalieux adalah satu diantara 86 legislator yang menyetujui RUU itu. "Tidak ada pertanyaan di sini yang memaksakan euthanasia pada siapa pun, pada setiap anak, pada setiap keluarga, tetapi untuk memberikan kemungkinan bagi anak agar tidak menderita tanpa henti," jelasnya.
Belgia memberlakukan euthanasia untuk orang dewasa lebih dari 12 tahun yang lalu, sebagai hak untuk meninggal dengan bermartabat. Michel Ghins, salah seorang pendiri kelompok yang berjuang untuk menghentikan euthanasia, mengatakan Belgia harus menjadi peringatan bagi negara-negara lain yang mempertimbangkan legalisasi praktek tersebut.
Pemimpin gereja Belgia menyebut UU itu tidak bermoral. Namun mayoritas warga Belgia yang kebanyakan beragama Katolik tampaknya mendukung hak untuk meninggal dengan bermartabat itu.