Para pejabat Palestina mengatakan makam mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat akan digali Selasa (27/11) agar para ilmuwan dapat mengambil sampel sebagai bagian penyelidikan kematiannya. Pihak berwenang mengatakan akan mengadakan upacara penguburan kembali pada hari yang sama.
Jaksa Perancis membuka penyelidikan atas kematian Arafat sebelumnya tahun ini, setelah laboratorium fisika di Swiss menemukan jejak polonium, zat radioaktif, pada barang-barang miliknya. Namun laboratorium itu mengatakan gejala klinis Arafat pada saat kematiannya tidak konsisten dengan keracunan polonium.
Pemimpin Palestina dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu meninggal pada usia 75 tahun di rumah sakit militer dekat Paris pada tahun 2004. Dia dibawa ke sana setelah jatuh sakit di sebuah komplek di Ramallah, Tepi Barat, di mana tentara Israel telah mengurungnya selama lebih dari dua tahun.
Dokter yang merawatnya di Paris mengatakan mereka tidak bisa menetapkan penyebab kematian. Janda Arafat, Suha, telah menyetujui pengambilan sample jenazah itu dari makamnya di markas kepresidenan Palestina di Ramallah untuk pengujian forensik.
Jaksa Perancis membuka penyelidikan atas kematian Arafat sebelumnya tahun ini, setelah laboratorium fisika di Swiss menemukan jejak polonium, zat radioaktif, pada barang-barang miliknya. Namun laboratorium itu mengatakan gejala klinis Arafat pada saat kematiannya tidak konsisten dengan keracunan polonium.
Pemimpin Palestina dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu meninggal pada usia 75 tahun di rumah sakit militer dekat Paris pada tahun 2004. Dia dibawa ke sana setelah jatuh sakit di sebuah komplek di Ramallah, Tepi Barat, di mana tentara Israel telah mengurungnya selama lebih dari dua tahun.
Dokter yang merawatnya di Paris mengatakan mereka tidak bisa menetapkan penyebab kematian. Janda Arafat, Suha, telah menyetujui pengambilan sample jenazah itu dari makamnya di markas kepresidenan Palestina di Ramallah untuk pengujian forensik.