Anggota parlemen Uni Eropa mengumumkan pemenang penghargaan tertinggi untuk hak asasi manusia "Sakharov Prize for Freedom of Thought" di Brussels, Kamis (10/10). Malala Yousafzai, pemenang anugerah HAM tersebut memperoleh hadiah uang $ 65.000.
Malala berusia 11 tahun saat ia menjadi aktivis untuk pendidikan perempuan, kebebasan, dan penentuan nasib sendiri di Lembah Swat Pakistan, di mana perempuan dilarang bersekolah oleh Taliban pada tahun 2009. Dia mulai menulis blog dengan nama samaran, dan dengan cepat menjadi suara terkemuka bagi hak-hak perempuan.
Dia selamat dari upaya pembunuhan Taliban saat naik bus sekolah pada tahun 2012 dan menjalani beberapa operasi di Inggris untuk membuang peluru dari lehernya dan mengurangi pembengkakan otaknya.
Sejak itu, dia tinggal di Inggris dan melanjutkan aktitasnya dengan menyampaikan pidato di PBB pada bulan Juli dan menerbitkan memoar minggu ini, pada ulang tahun pertama serangan terhadap dirinya.
Pemenang Penghargaan Sakharov sebelumnya termasuk ikon anti-apartheid Afrika Selatan Nelson Mandela, mantan Sekjen PBB Kofi Annan, dan pemimpin demokrasi Burma Aung San Suu Kyi.
Malala berusia 11 tahun saat ia menjadi aktivis untuk pendidikan perempuan, kebebasan, dan penentuan nasib sendiri di Lembah Swat Pakistan, di mana perempuan dilarang bersekolah oleh Taliban pada tahun 2009. Dia mulai menulis blog dengan nama samaran, dan dengan cepat menjadi suara terkemuka bagi hak-hak perempuan.
Dia selamat dari upaya pembunuhan Taliban saat naik bus sekolah pada tahun 2012 dan menjalani beberapa operasi di Inggris untuk membuang peluru dari lehernya dan mengurangi pembengkakan otaknya.
Sejak itu, dia tinggal di Inggris dan melanjutkan aktitasnya dengan menyampaikan pidato di PBB pada bulan Juli dan menerbitkan memoar minggu ini, pada ulang tahun pertama serangan terhadap dirinya.
Pemenang Penghargaan Sakharov sebelumnya termasuk ikon anti-apartheid Afrika Selatan Nelson Mandela, mantan Sekjen PBB Kofi Annan, dan pemimpin demokrasi Burma Aung San Suu Kyi.