Malaysia akan melangsungkan pemilu dini pada 19 November, kata sejumlah pejabat negara itu, Kamis (20/10). Banyak pengamat menilai, pemilu yang diselenggarakan lebih awal daripada yang dijadwalkan sebelumnya ini merupakan bagian dari usaha partai yang berkuasa untuk mengonsolidasikan kembali kekuatannya setelah mantan pemimpinnya dipenjarakan karena korupsi.
Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang memerintah negara itu selama lebih dari 60 tahun, kalah pada Pemilu 2018 karena terkait skandal korupsi besar-besaran. Namun, partai itu berhasil memanfaatkan kekacauan di antara para penentangnya untuk merebut kembali kekuasaan pada 2021.
Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob memutuskan untuk mengadakan pemilu setahun lebih cepat daripada yang dijadwalkan dalam upaya untuk memperluas mayoritas parlemen koalisi Barisan Nasional yang dipimpin UMNO.
Pengumuman tanggal pemilu baru muncul delapan pekan setelah mantan perdana menteri dan pemimpin UMNO Najib Razak mulai menjalani hukuman penjara 12 tahun karena korupsi dalam skandal keuangan 1MDB.
Beberapa pengamat sekarang khawatir bahwa kemenangan UMNO pada bulan November nanti dapat membuat Najib dibebaskan dan penyelidikan antikorupsi lebih lanjut dibatalkan.
Pemimpin oposisi veteran Anwar Ibrahim, Ketua Aliansi Pakatan Harapan, yang merupakan pesaing utama UMNO, mengatakan kepada AFP pada hari Kamis: "Kami ingin mengakhiri korupsi."
"Isu utama yang kami angkat adalah biaya hidup, perumahan yang terjangkau, kesehatan, dan kualitas pendidikan," tambahnya.
Partai-partai lain yang terlibat termasuk Pejuang, yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Mahathir Mohamad yang berusia 97 tahun, yang telah mengajukan diri sebagai perdana menteri untuk ketiga kalinya
Ketua Komisi Pemilu Abdul Ghani Salleh mengatakan pada konferensi pers bahwa hari pencalonan untuk kandidat akan jatuh pada 5 November.
UMNO berharap meraih kemenangan besar dan memperkuat kekuasaannya lewat pemilu dini ini. Meski memiliki mesin politik untuk melakukannya, partai itu masih sulit menghapus noda terkait skandal korupsi 1MDB.
Juga di antara mereka yang menghadapi tuduhan terkait korupsi adalah presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi.
"Jika UMNO menang, ada kekhawatiran bahwa supremasi hukum tidak akan dihormati terkait vonis Najib," kata Bridget Welsh dari University of Nottingham Malaysia.
"Para pemilih akan memutuskan secara efektif apakah Najib dan presiden partai UMNO Zahid tidak akan menghadapi hukuman atas tuduhan kriminal yang mereka hadapi."
Mantan perdana menteri Mahathir menyatakan keprihatinan serupa awal bulan ini. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa jika UMNO menang, "tujuan pertama mereka adalah membebaskan Najib" dan membatalkan semua tuduhan lainnya. [ab/uh]
Forum