Human Rights Watch mengecam keputusan tersebut, mengatakan bahwa para pria itu menghadapi kemungkinan penyiksaan dan penahanan pra-peradilan yang berkepanjangan.
Kepala kepolisian nasional Khalid Abu Bakar mengatakan ketiga orang tersebut dikirim ke Ankara pada hari Kamis (11/5) setelah diketahui terlibat dengan sebuah organisasi teroris yang diduga dipimpin oleh Gulen. Dia mengatakan bahwa para pria tersebut juga adalah imigran ilegal karena Turki telah membatalkan paspor mereka.
Kepala sekolah Turgay Karaman dan pengusaha Ihsan Aslan hilang pada tanggal 2 Mei dan pada awalnya dikhawatirkan telah diculik sebelum polisi mengatakan bahwa mereka ditahan tanpa diadili karena menjadi ancaman bagi keamanan nasional. Dua hari kemudian, akademisi Ismet Ozcelik ditahan. Polisi pada awalnya mengatakan ketiga pria tersebut diyakini terkait dengan kelompok ISIS.
Phil Robertson, wakil direktur Human Rights Watch untuk Asia, mencela pemerintah karena telah menggunakan klaim dugaan hubungan dengan kelompok ISIS untuk menahan ketiganya tanpa pengadilan. Dia mengatakan bahwa pendeportasian Ozcelik, yang memiliki status pengungsi PBB di Kuala Lumpur, adalah pelanggaran hak asasi manusia internasional. [as]