Menteri Kesehatan Malaysia, Sabtu (2/10), mengatakan sedang dalam pembicaraan untuk mendapatkan obat antivirus eksperimental yang dikembangkan oleh Merck & Co untuk pengobatan COVID-19.
Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin mengatakan dalam sebuah tweet bahwa dia telah memulai negosiasi untuk mendapatkan obat-obatan baru, merujuk pada berita Reuters pada Jumat (1/10) bahwa pil yang dikembangkan oleh Merck dapat mengurangi separuh kemungkinan kematian atau dirawat di rumah sakit bagi mereka yang paling berisiko tertular COVID parah.
"Saat kami beralih ke hidup dengan COVID, kami akan menambahkan opsi perawatan baru yang inovatif selain vaksin," katanya.
Merck dan mitranya Ridgeback Biotherapeutics berencana untuk mencari otorisasi penggunaan darurat AS untuk obat tersebut sesegera mungkin. Perusahaan tersebut juga akan membuat aplikasi regulasi secara global.
Pil molnupiravir, yang dirancang untuk memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus, akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk COVID-19.
Pilihan pengobatan saat ini, termasuk remdesivir antivirus Gilead Sciences Inc dan deksametason steroid generik, hanya diberikan setelah pasien dirawat di rumah sakit. [ah]