Perdana Menteri Malaysia, Rabu (11/4), menyatakan, hari pelaksanaan pemilu tanggal 9 Mei sebagai hari libur umum, keputusan yang tampaknya ditujukan untuk meredakan kemarahan publik.
Komisi Pemilu, Selasa (10/4), mengumumkan, pemilu akan dilangsungkan pada 9 Mei, yang kebetulan jatuh pada hari Rabu. Keputusan itu mengundang banyak protes karena pemilu biasanya diselenggarakan pada akhir pekan.
Pihak oposisi bahkan mengatakan, penyelenggaraan pemilu pada hari kerja akan menyulitkan para pendukung mereka dalam memberikan suara. Sejumlah pengecam mengatakan, penyelenggaraan pemilu pada Rabu akan menyulitkan ribuan warga Malaysia pulang ke kampung halaman mereka untuk memberikan suara.
“#PulangMengundi'' (atau hastag pulang kampung untuk memilih) saat ini populer di kalangan pengguna Twitter di Malaysia. Banyak warga Malaysia menawarkan bantuan keuangan dan dukungan transportasi bagi mereka yang terpaksa pulang kampung untuk memilih.
Para pengecam mengatakan, penyelenggaraan pemilu baru itu, dan lebih pendeknya masa kampanye, akan menurunkan jumlah pemilih dan menyusutkan dukungan bagi pihak oposisi yang dipimpin mantan PM Mahathir Mohamad, pemimpin Asia yang paling lama menjabat sebelum ia pensiun pada 2003. [ab/uh]