Tautan-tautan Akses

Malaysia Perang Melawan Sampah Plastik


Pekerja membuka kontainer berisi plastik non-daur ulang yang ditahan pihak berwenang di pelabuhan barat di Klang, Malaysia, Selasa, 28 Mei 2019. (Foto: AP)
Pekerja membuka kontainer berisi plastik non-daur ulang yang ditahan pihak berwenang di pelabuhan barat di Klang, Malaysia, Selasa, 28 Mei 2019. (Foto: AP)

Tim relawan Malaysia menyisir garis pantai resor Tioman setiap akhir pekan untuk mengumpulkan sampah plastik yang tersapu di pantai berpasir putih di pulau yang terletak di Laut China Selatan itu.

Tapi alih-alih dibakar atau dikubur, sampah itu didaur ulang menjadi butiran plastik sehingga bisa digunakan untuk membuat berbagai produk, mulai dari suku cadang mobil hingga peralatan rumah tangga dan furnitur.

“Semua dibungkus menggunakan plastik sehingga menjadi agak sulit,” kata Sydney Steenland, pendiri Sea Monkey Project, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang terlibat dalam daur ulang limbah laut.

Meskipun inisiatif ini membantu membersihkan lingkungan dan mendaur ulang sampah, Steenland mengakui “Situasi ini tidak akan pernah berhenti jika Anda tidak memberi tahu orang-orang untuk berhenti menggunakan plastik terlebih dahulu".

Heng Hiap, yang berbasis di negara bagian Johor, Malaysia selatan, adalah salah satu dari semakin banyak perusahaan yang bekerja dengan pemerhati lingkungan untuk mengumpulkan dan membersihkan sampah plastik di perairan negara tersebut.

“Pencemaran laut menjadi masalah dan kami memutuskan untuk fokus pada bahan plastik yang terikat di laut,” kata pendiri perusahaan, Seah Kian Hoe.

Grup konservasi lingkungan WWF merilis laporan awal tahun ini yang mengatakan bahwa dari enam negara Asia, Malaysia adalah salah satu konsumen utama kemasan plastik, sekitar 16 kg per orang setiap tahun.

Laporan tersebut juga menyebut China, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam, yang diperkirakan menyumbang 60 persen dari sekitar 8 juta ton plastik yang masuk ke lautan dunia setiap tahun. [ah/au]

Recommended

XS
SM
MD
LG