Tautan-tautan Akses

Malaysia Serukan Cara Damai untuk Redakan Ketegangan di Laut China Selatan


Kapal survei pemerintah China, Haiyang Dizhi 8 berada di kawasan ZEE Malaysia (sekitar 337 kilometer dari kawasan pantai Malaysia), 23 April 2020. (Foto: dok).
Kapal survei pemerintah China, Haiyang Dizhi 8 berada di kawasan ZEE Malaysia (sekitar 337 kilometer dari kawasan pantai Malaysia), 23 April 2020. (Foto: dok).

Malaysia, Kamis (23/4) menyerukan agar sengketa mengenai Laut China Selatan diselesaikan dengan cara-cara damai, menyusul ketegangan yang terjadi selama berbulan-bulan antara kapal-kapal China dan Malaysia di perairan tersebut.

Greg Poling, direktur Prakarsa Transparansi Maritim Asia (AMTI), mengatakan, ketegangan itu merupakan perkembangan terkini dalam serangkaian aksi mengganggu yang dilakukan kapal-kapal China terhadap operasi pengeboran di lima blok minyak di lepas pantai Malaysia.

Sejak Desember, kapal-kapal China mengganggu kapal-kapal suplai yang melayani West Capella, sebuah kapal eksplorasi minyak yang dioperasikan perusahaan minyak Malaysia, Petronas, sehingga menimbulkan ketegangan. Pada Kamis (23/4), sebuah kapal survei pemerintah China bernama Haiyang Dizhi 8 berada di kawasan ZEE (zona ekonomi eksklusif) Malaysia, atau sekitar 337 kilometer dari kawasan pantai Malaysia.

China membantah laporan mengenai adanya ketegangan antara kapal milik mereka dan kapal Malaysia. Beijing mengatakan Haiyang Dizhi 8 melangsungkan kegiatan normal di perairan tersebut, yang juga diklaim sebagai bagian dari wilayahnya. Sementara itu Malaysia, Kamis (23/4), mengatakan, pihaknya tetap berkomitmen mengamankan kepentingannya di Laut China Selatan.

Situasi semakin menegangkan setelah kapal-kapal perang AS dan Australia tiba di kawasan Laut China Selatan untuk melangsungkan latihan militer gabungan di perairan tersebut.

Amerika Serikat menyerukan agar China berhenti menggelar taktik mengancam di Laut China Selatan, dan menuduh Beijing meningkatkan keberadaannya di perairan yang disengketakan itu sewaktu negara-negara yang sama-sama mengklaim sebagian kawasan di perairan itu sibuk menangani wabah virus corona.

Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein mengatakan, Malaysia mempertahankan jalur komunikasi yang berlanjut dengan semua pihak yang terkait, termasuk China dan AS. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG