Malaysia, Jumat (20/12), mengumumkan pihaknya setuju untuk meluncurkan pencarian baru pesawat Malaysia Airlines MH370, yang hilang 10 tahun lalu dalam salah satu misteri penerbangan terbesar yang abadi.
Boeing 777 yang membawa 239 orang itu menghilang dari layar radar pada 8 Maret 2014 saat dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing.
Meski dilakukan pencarian terbesar dalam sejarah penerbangan, pesawat tersebut tidak pernah ditemukan.
Menteri Transportasi Anthony Loke mengatakan Malaysia telah menyetujui operasi pencarian baru yang dilakukan oleh perusahaan eksplorasi maritim Ocean Infinity. Pada 2018, perusahaan itu juga melakukan pencarian, tetapi gagal.
Upaya pertama perusahaan itu dilakukan setelah pencarian besar-besaran yang dipimpin Australia terhadap pesawat tersebut yang berlangsung selama tiga tahun sebelum dihentikan pada Januari 2017.
Loke mengatakan Ocean Infinity, yang berbasis di Inggris dan Amerika Serikat, akan menjelajahi wilayah baru seluas 15.000 kilometer persegi di Samudera Hindia bagian selatan.
“Area pencarian baru yang diusulkan oleh Ocean Infinity didasarkan pada informasi dan analisis data terkini yang dilakukan oleh para ahli dan peneliti,” kata Loke.
“Usulan operasi pencarian oleh Ocean Infinity adalah usulan yang solid dan patut dipertimbangkan,” katanya kepada wartawan.
Pemerintah mengatakan “pada prinsipnya” pihaknya menyetujui proposal Ocean Infinity pada 13 Desember, dan Kementerian Transportasi diperkirakan akan menyelesaikan persyaratannya pada awal 2025.
Pencarian baru akan dilanjutkan "segera setelah kontrak diselesaikan dan ditandatangani oleh kedua belah pihak," kata Loke.
“Mereka (Ocean Infinity) telah memberi tahu kami bahwa waktu ideal untuk pencarian di perairan yang ditentukan adalah antara Januari dan April. Kami berupaya menyelesaikan perjanjian tersebut secepat mungkin,” tambahnya.
"Saya benar-benar berharap hilangnya MH370 akan segera berakhir. Semoga semua pertanyaan terjawab," kata Rosila Abu Samah, 60, warga Malaysia, ibu tiri salah satu penumpang, kepada AFP.
Shim Kok Chau, 49, warga Malaysia yang istrinya adalah seorang pramugari dalam penerbangan naas itu, mengatakan dia sudah menerima nasibnya, tetapi berharap untuk mengetahui apa yang terjadi pada pesawat itu.
“Mengapa itu terjadi dan siapa yang melakukannya," ucap Sim.
Tak Ada Jaminan
Pencarian baru ini akan menggunakan prinsip “tidak ditemukan, tidak ada pembayaran”, sistem pembayaran yang sama seperti pencarian Ocean Infinity sebelumnya. Artinya, pemerintah Malaysia hanya membayar jika mereka menemukan pesawat tersebut.
Kontraknya berdurasi 18 bulan dan Malaysia akan membayar $70 juta (sekitar Rp 1,13 triliun) kepada perusahaan tersebut jika pesawat itu ditemukan, kata Loke.
Dia mengatakan keputusan untuk menyetujui pencarian baru “mencerminkan komitmen pemerintah Malaysia untuk melanjutkan operasi pencarian dan memberikan penyelesaian kepada keluarga korban MH370”.
Pencarian awal yang dipimpin Australia mencakup wilayah seluas 120.000 kilometer persegi di Samudera Hindia, tetapi hampir tidak menemukan jejak pesawat tersebut. Hanya beberapa potongan puing yang berhasil ditemukan.
Hilangnya pesawat tersebut telah lama menjadi subyek berbagai teori – mulai dari yang kredibel hingga yang aneh – termasuk bahwa pilot veteran Zaharie Ahmad Shah membelot.
Laporan terakhir mengenai tragedi yang dirilis pada 2018 menunjukkan kegagalan kontrol lalu lintas udara dan mengatakan jalur pesawat diubah secara manual.
Ketika ditanya apakah ia yakin pesawat itu akan ditemukan selama pencarian baru, Loke berkata, "Pada titik ini, tidak ada yang bisa memberikan jaminan."
“Sudah lebih dari 10 tahun, dan tidak adil jika mengharapkan komitmen konkret. Namun, berdasarkan syarat dan ketentuan, penemuan apa pun harus kredibel. Tidak bisa hanya beberapa bagian saja; ada kriteria khusus yang dituangkan dalam kontrak." [ft/es]
Forum