Kementerian Olahraga Malaysia, Jumat (22/3), mengatakan pihaknya menolak tawaran menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Persemakmuran 2026, atau yang popular dikenal dengan sebutan Commonwealth Games, karena ketidakpastian mengenai dampak ekonomi dan kurangnya dana yang ditawarkan untuk menyelenggarakan acara tersebut.
Malaysia diminta untuk turun tangan setelah negara bagian Victoria di Australia menarik diri sebagai tuan rumah, dengan alasan biaya yang membengkak. Federasi Pesta Olahraga Persemakmuran atau CGF akan memberikan dana pendukung sebesar 100 juta pound atau hampir Rp2 triliun kepada Malaysia.
Tawaran itu “tidak akan mampu menutupi keseluruhan biaya penyelenggaraan acara olahraga berskala besar,” kata Kementerian Olahraga dan Pemuda Malaysia dalam sebuah pernyataan.
“Selain itu, dampak ekonominya tidak dapat diidentifikasi dalam jangka waktu singkat ini,” imbuhnya.
Masalah tersebut mendapat tanggapan beragam di Malaysia di tengah kekhawatiran mengenai biaya pengeluaran dan kurangnya waktu persiapan.
Keputusan Victoria untuk mundur sebagai tuan rumah membuat nasib acara multi-olahraga empat tahunan tidak jelas, dan bahkan memicu pertanyaan mengenai keuntungan dan relevansi dari pagelaran tersebut.
Birmingham, sebuah kota di Inggris yang dijadwalkan menjadi tuan rumah Commonwealth Games 2026, mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan perhelatan itu pada 2022 dengan menjadi tuan rumah menggantikan Afrika Selatan, yang gagal menunjukkan progres dalam persiapannya.
Keputusan Birmingham untuk menjadi tuan rumah pada 2022 menyebabkan CGF kesulitan mencari tuan rumah lain untuk 2026 dan Victoria menjadi satu-satunya kandidat yang layak setelah beberapa kota lain menarik diri dari proses penawaran karena masalah biaya.
Perhelatan olahraga ini mencakup negara-negara bekas jajahan Inggris, antara lain Australia, Selandia Baru, Kanada, Inggris, dan Afrika Selatan. [ah/rs]
Forum