Pemerintah sementara Mali pada Sabtu (4/9) mengecam sebuah protes polisi bersenjata yang mendorong pembebasan seorang komandan pasukan khusus dari tahanan. Dia ditahan karena dituduh menggunakan kekuatan berlebihan untuk menindak keras protes-protes tahun lalu.
Dalam pernyataan yang diunggah ke televisi, pemerintah mengatakan "sejumlah pria berseragam dan bersenjata turun ke jalan-jalan untuk berdemonstrasi" dengan cara yang "terkutuk."
Pemerintah mengatakan upaya melawan impunitas akan berlanjut.
Para polisi yang marah berunjuk rasa di sebuah penjara di Ibu Kota Mali, Bamako, pada Jumat (3/9). Aksi itu dilakukan setelah seorang komandan pasukan khusus ditahan sebagai bagian dari penyelidikan terhadap pembunuhan beberapa demonstran pada 2020.
Komandan itu, Oumar Samake, hanya dipenjara selama beberapa jam sebelum dibebaskan. Alasannya belum jelas.
Seorang pejabat kementerian kehakiman yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan bahwa pemerintah memerintahkan pembebasannya "demi perdamaian." [vm/ft]