Pasukan khusus di Mali telah menangkap dua pria sehubungan dengan serangan pekan lalu di sebuah hotel mewah di Bamako yang menewaskan 19 orang.
Sebuah pernyataan dari militer Jumat (27/11) mengatakan kedua orang itu ditangkap di Bamako dan mengatakan interogasi mereka "akan menjelaskan lebih lanjut tentang motivasi" para penyerang, tetapi tidak menjelaskan bagaimana persisnya hubungan mereka dengan serangan itu.
Dua kelompok militan Afrika Barat, al-Qaida di Maghreb Islam dan afiliasinya al-Mourabitoun, mengaku bertanggung jawab bersama atas serangan 20 November di Hotel Radisson Blu.
Dua pria membawa senapan serbu dan bahan peledak menyerbu hotel itu pada pagi hari, menembaki lobi dan membunuh beberapa penjaga keamanan.
Radisson adalah hotel yang populer untuk orang asing dan dilaporkan menampung delegasi-delegasi ke pembicaraan damai Mali. Saksi mata mengatakan orang-orang bersenjata memasuki pekarangan hotel dengan mobil berplat diplomatik Jumat pagi, kemudian pergi ke kamar-kamar mencari korban.
Pasukan khusus Mali menghabiskan beberapa jam akan memeriksa 190 kamar di hotel itu, menyelamatkan tamu dan melacak orang-orang bersenjata tersebut.
Pasukan penjaga perdamaian PBB yang ditempatkan di Mali membantu operasi tersebut. Sejumlah tentara Perancis dan dua personil militer Amerika yang kebetulan berada di Bamako membantu di luar hotel.
Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita, mendeklarasikan berkabung tiga hari setelah serangan itu. Dia telah bersumpah bahwa pemerintah akan melakukan segalanya untuk memberantas terorisme.
Presiden AS Barack Obama mengatakan, serangan itu memperkuat tekad AS untuk mencegah serangan teroris. [as/is]
Terkait
Paling Populer
1