Gedung Putih kini berada di bawah manajemen baru. Jenderal Purnawirawan Korps Marinir John Kelly telah mengambil alih tugas kepala staf Gedung Putih setelah sebelumnya menjabat sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri.
Para pendukung Trump dan para pengritik sama-sama mencermati apakah John Kelly, yang dilantik hari Senin (31/7), dapat menertibkan cara kerja di Gedung Putih yang telah diguncang kekacauan dalam beberapa pekan belakangan ini.
"Dia akan melakukan pekerjaan yang luar biasa sebagai kepala staf, saya tidak ragu lagi," kata Presiden Trump saat duduk di samping Kelly di Ruang Oval. Trump kemudian mengatakan dalam sebuah sidang kabinet bahwa pengangkatan Kelly akan mengembalikan kinerja pemerintahannya. "Semuanya untuk membuat Amerika hebat lagi."
John Kelly menggantikan Reince Priebus, yang bentrok dengan kepala komunikasi presiden, Anthony Scaramucci. Setelah kurang dari dua minggu bekerja di Gedung Putih, Scaramucci diberhentikan pada hari pertama Kelly mulai menjalankan tugas. Langkah ini dipandang sebagai tanda bahwa Kelly serius dalam mengakhiri perselisihan dalam Gedung Putih selama berbulan-bulan, dan menerapkan tata-tertib dan kedisiplinan bagi staf senior dalam melakukan tugas mereka.
Para analis dan staf ahli yakin bahwa pengangkatan Kelly mungkin bisa menjadi perkembangan positif. "Kita tidak bisa menjalankan Gedung Putih seperti mengelola perusahaan real estat keluarga di Manhattan, dimana sejumlah besar penasehat keluar masuk kantor presiden, dan tidak ada garis komando yang tegas dan tidak ada yang mengatur bagaimana melaksanakan tugas yang penting," kata penulis Chris Whipple dalam edisi baru "Konferensi Pers Amerika" VOA.
Whipple adalah pengarang buku berjudul The Gatekeepers: How the White House Chief of Staff Define Every Presidency atau “Penjaga Gawang; Bagaimana Kepala Staf Gedung Putih Mengatur Pemerintahan Yang Baik.” (sp/ii)